TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi yang dikeluarkan The Guardian menyebutkan bahwa rata-rata mobil ICE (internal combustion engine) tahun 2023 menghasilkan polusi yang lebih berbahaya dibandingkan dengan rata-rata mobil baru yang dijual 10 tahun lalu.
Hal ini dikarenakan semakin banyaknya konsumen yang membeli mobil jenis SUV. Melansir laman Autoblog, SUV disebut lebih berat dan membakar lebih banyak bahan bakar. Akibatnya, mobil ini kurang efisien dan mengeluarkan lebih banyak CO2 ketimbang jenis mobil lain.
Faktanya, pergeseran pasar begitu drastis sehingga menyebabkan peningkatan rata-rata emisi kendaraan ICE. Selain itu, penelitian yang berbasis di Inggris ini menemukan bahwa seperlima konsumen terkaya membeli produk yang menghasilkan polusi paling berat.
SUV lebih banyak ditemukan di kawasan makmur seperti Chelsea dan Kensington, yang mana penggunaan utilitas off-road tidak terlalu menjadi masalah di wilayah perkotaan itu. Bahkan, mobil-mobil seperti Ranger Rover dan sejenisnya dijuluki sebagai traktornya Chelsea di Inggris.
Sementara itu, lanskap hukum di Amerika Serikat jauh berbeda, di mana SUV dan crossover diklasifikasikan sebagai truk ringan, yang artinya produsen tidak tunduk pada aturan emisi yang sama saat memproduksi mobil di segmen itu.
Para produsen mobil akan terus menawarkan kendaraan yang lebih tinggi dari yang diperlukan masyarakat sampai celah hukum ini ditutup.
SUV memiliki ancaman meningkatnya cedera pejalan kaki, kematian di bagian depan, risiko terguling yang lebih tinggi, jarak pandang yang terhambat bagi pengemudi lain, dan lebih banyak partikular ban yang terlepas dari kendaraan berat.
DICKY KURNIAWAN | AUTOBLOG
Pilihan Editor: Mario Aji Merasakan Perkembangan, Mampu Raih Poin di Moto3 Australia?
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto