TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto merasa geram dengan Jepang yang sudah puluhan tahun memasarkan produk mobil dan motor di Indonesia. Hal itu disampaikan Prabowo saat menghadiri Dialog Terbuka Muhammadiyah Bersama Calon Pemimpin Bangsa di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Jumat, 24 November 2023.
"Masa, selama berapa puluh tahun kita izinkan Jepang jual mobil (di Indonesia). Toyota, Mitsubishi, Suzuki, Honda motor, kita izinkan. Berapa juta motor tiap tahun kita izinkan? Televisi, Hitachi. Tapi, kita mau jual pisang saja, mereka tidak izinkan," kata Prabowo, dikutip Tempo dari video siaran langsung kanal YouTube tvMu Channel hari ini, Sabtu, 25 November 2023.
"Maaf Yang Mulia Duta Besar Jepang, tapi kita tidak mau jadi pasar Anda, kita mau jadi mitra Anda, kita mau jadi sahabat Anda," tegas Prabowo menambahkan.
Selain itu, Prabowo juga mengungkapkan bahwa Indonesia mulai sekarang tidak boleh mengizinkan hasil sumber daya alam atau kekayaan alamnya dijual murah ke negara lain. Tetapi, sumber daya tersebut harus diolah sendiri sehingga bisa mendatangkan pendapatan yang jauh lebih besar bagi Indonesia.
Dia mencontohkan, pada 2017, penghasilan Indonesia dari nikel tercatat hanya US$ 3 miliar. Kemudian, pemerintah melarang ekspor nikel pada tahun 2020 dan 2022, pendapatan nikel meningkat menjadi US$ 33,8 miliar.
"Naik 1.000 persen dalam dua tahun. Satu kebijakan mengubah nasib bangsa," ujar Pria yang saat ini menjabat Menteri Pertahanan RI tersebut.
Lebih lanjut Prabowo juga mengaku ingin meningkatkan kapasitas produksi nikel di Tanah Air menjadi 67 kali. Dengan demikian, diharapkan Indonesia bisa membuat mobil sendiri dengan sumber daya yang dimiliki.
"Nikel akan kita naikkan menjadi 67 kali, nanti kita akan bikin mobil-mobil buatan Indonesia, mobil listrik. Kita tidak mau hanya jadi pasarnya orang lain," ucapnya.
Lebih lanjut, Prabowo menyebut pihaknya akan melanjutkan fondasi program pembangunan dan kebijakan yang sudah dilakukan selama masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Prabowo mengatakan itu sebagai strategi transformasi bangsa.
"Kita tidak bicara lagi reformasi, kita mau transformasi, kita mau jadi negara maju, kita mau jadi negara makmur, kita mau jadi negara yang diramalkan oleh begitu banyak pakar, negara kelima atau keempat terkaya di dunia," tutup dia.
Pilihan Editor: Alasan Luca Marini Terima Tawaran Honda pada MotoGP 2024
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto