TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Indonesia mungkin masih asing dengan merek Kanzen. Padahal, Kanzen merupakan merek sepeda motor buatan Indonesia yang sempat laris penjualannya pada tahun 2000 atau saat awal kemunculannya.
Dirangkum Tempo dari berbagai sumber pada hari ini, Selasa, 28 November 2023, Kanzen merupakan merek motor yang diproduksi oleh PT Semesta Citra Motorindo (SCM). Motor ini kerap dianggap sebagai motor Cina, karena pada saat itu pasar motor Indonesia tengah diserbu produk-produk asal Tiongkok.
Sebagian besar saham PT Semesta Citra Motorindo dimiliki oleh mantan Menteri Perindustrian dan Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno, yang sekaligus menjabat sebagai presiden komisaris di perusahaan tersebut. Perusahaan ini berganti nama menjadi PT Kanzen Motor Indonesia pada 2006.
Kanzen sempat memiliki sejumlah model motor yang dipasarkan di Indonesia, seperti Kanzen Scudetto, Taurus, Taurus Ultima, Pesona, dan Kelena. Kanzen juga menjadi satu-satunya merek motor Indonesia yang sempat menjadi anggota Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).
Awal turunnya pamor Kanzen berawal dari tahun 2011. Pada tahun itu, Kanzen mencatatkan penjualan 1.890 unit, namun pada tahun berikutnya, penjualan Kanzen hanya 382 unit. Kanzen harus tutup karena kalah saing dengan merek-merek motor Cina.
Dilansi dari Tempo, pada tahun 2004, penjualan motor Kanzen sempat tercatat mencapai 2.500 sampai 3.000 unit per bulan dan saat itu penjualan di tahun 2005 ditargetkan mencapai 4 hingga 5 ribu per bulan.
Bahkan, Rini selaku Presiden Komisaris SCM saat itu, mengatakan bahwa Kanzen ditargetkan bisa mencapai top 5 kendaraan bermotor roda dua di Indonesia. "Dalam lima tahun mendatang, saya yakin itu bisa tercapai," ucap Rini.
Punya Motor Hybrid Berbahan Bakar LPG
Pada 2008, Kanzen melalui PT Inti Kanzen Motor (IKM) ikut serta dalam pameran Jakarta Motorcycle Show (JMS). Kanzen saat itu meluncurkan motor hybrid yang berbasis dari model Taurus Ultima dan menjadi motor hybrid pertama di Indonesia.
Menurut Product Desain IKM Nono Sumarno, gas yang digunakan pada motor tersebut adalah liquid petroleum gas atau gas LPG, seperti yang biasa dipakai sehari-hari di dapur rumah tangga. Menurut Nono, gas 3 kilogram yang digunakan bisa menempuh jarak hingga 250 kilometer.
Kendati demikian, motor ini mengalami kendala dengan ketersediaan SPBU gas yang masih terbatas di Jakarta. Kanzen Hybrid juga masih dalam bentuk prototipe dan belum resmi dipasarkan di Tanah Air.
Muncul Kembali Bersama Esemka
Sebelum gulung tikar, pada 2009 Kanzen sempat meluncurkan motor model Auriga. Motor ini muncul kembali setelah diperkenalkan bersama mobil-mobil Esemka pada 2012 atau selang dua tahun setelah Kanzen tutup.
Bahkan Kanzen Auriga sempat digunakan sebagai bahan praktik perakitan sepeda motor oleh siswa SMK. Pada 2012, motor ini diperkenalkan sebagai bagian dari kompetensi perakitan motor oleh siswa SMK 5 Solo.
Kendati demikian, masa kejayaan Kanzen di pasar kendaraan roda dua Tanah Air pada awal kemunculannya tidak mampu menjamin keberlanjutan bisnisnya di Indonesia. Terlebih, setelah sempat tampil kembali bersama Esemka, namun hal itu tidak mampu menaikkan kembali pamor Kanzen di Indonesia.
Kini merek Kanzen hanya sebatas kenangan dan bisa dibilang menjadi sejarah industri sepeda motor Indonesia.
Pilihan Editor: Gubernur Riau Edy Nasution Punya Motor Buatan Indonesia, Kanzen
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto