TEMPO.CO, Jakarta - Di setiap perempatan atau pertigaan jalan raya, Anda pasti sering menemukan lampu lalu lintas yang berfungsi mengatur kendaraan yang sedang melintas. Namun pernahkah Anda berfikir bagaimana awal mula ditemukannya lampu lalu lintas?
Lampu Merah Pertama
Lampu lalu lintas baru mulai dikenal pada 1868 saat kendaraan bermotor sudah mulai banyak digunakan oleh masyarakat. Dikutip dari drivesafeonline.org, lampu lalu lintas pertama ditemukan pada 1868 oleh insinyur kereta api Inggris JP Knight.
Lampu lalu lintas terpasang pertama kali di luar Gedung Parlemen, London. Tujuan dari lampu lalu lintas ini adalah untuk membantu polisi lalu lintas terutama pada malam hari. Hanya saja, saat itu lampu lalu lintas tersebut baru memiliki dua warna, yakni hijau dan merah.
Dikutip dari lightingequipmentsales.com, rambu lalu lintas ini dikendalikan oleh petugas polisi pada siang hari. Pada malam hari, mereka menggunakan gas untuk menerangi area penyeberangan. Warna cahaya diubah dengan bantuan lensa hijau dan merah. Petugas polisi berdiri di samping tiang tempat perangkat terhubung dan dapat mengarahkan lengan dan lampu berwarna ke arah lalu lintas dengan bantuan lengan tepat di bawah tiang. Saat itulah pertama kalinya lampu merah dan hijau digunakan untuk mengatur lalu lintas.
Meski di awal kemunculannya cukup membantu meningkatkan arus lalu lintas dan keselamatan pejalan kaki, lampu lalu lintas pertama di London tersebut meledak pada malam 2 Januari 1869 dan membunuh polisi yang mengoperasikannya. Setelah kejadian tersebut, lampu lalu lintas tidak dipasang lagi.
Selanjutnya, seseorang berkebangsaan Amerika Serikat bernama Garrett Augustus Morgan berusaha membuat lampu lalu lintas agar dapat digunakan secara efektif dan juga lebih aman. Dikutip dari dishub.bulelengkab.go.id, penemuannya ini bermula ketika ia melihat suatu tabrakan yang terjadi antara mobil dan kereta kuda.
Peristiwa itu terjadi karena pada waktu itu sistem pengaturan lalu lintasnya menggunakan sinyal stop and go. Morgan berfikir bahwa sinyal stop and go memiliki kelemahan besar, yakni tidak adanya jeda waktu bagi pengguna jalan sehingga masih banyak terjadi kecelakaan.
Ia kemudian menciptakan lampu lalu lintas berbentuk seperti huruf T. Lampu ini terdiri dari tiga lampu dengan warna yang berbeda-beda, yaitu sinyal stop (ditandai dengan lampu merah), go (lampu hijau), posisi stop (lampu kuning). Lampu kuning inilah yang memberikan jeda waktu untuk mulai berjalan atau mulai berhenti. Lampu kuning juga memberi kesempatan untuk berhenti dan berjalan secara perlahan.
Pada awal 1912 di Salt Lake City, seorang polisi bernama Lester Wire menemukan lampu lalu lintas pertama di dunia yang dijalankan dengan tenaga listrik. Dua tahun kemudian, hal yang sama dilakukan oleh American Traffic Signal Company, di Cleveland, Ohio. Lampu lalu lintas ini terdiri dari dua warna, merah dan hijau, dan sebuah bel listrik yang berfungsi untuk memberi peringatan jika adanya perubahan nyala lampu.
Pada 1920, seorang petugas polisi bernama William Potts, di Detroit, Michigan menyempurnakan pembuatan lalu lintas dengan tiga warna yang kemudian dikenal sebagai dasar ditemukannya lampu lalu lintas modern yang ada pada saat ini. Lampu lalu lintas pertama yang dioperasikan secara otomatis diperkenalkan pada Maret 1922 di Houston.
Memasuki 1950 lampu lalu lintas mulai digunakan di mana-mana. Pada 2011, kota-kota terbesar di Prancis memiliki rata-rata satu persimpangan yang dikendalikan oleh lampu lalu lintas untuk setiap 1000 penduduk.
Hingga saat ini, lampu lalu lintas sudah diadopsi kota-kota di belahan dunia. Namun, penggunan lampu lalu lintas tidaklah baku, tergantung budaya negara yang menggunakannya dan kebutuhan khusus di perempatan tertentu. Contoh variasi lampu lalu lintas termasuk lampu lalu lintas khusus pejalan kaki, lampu lalu lintas untuk pengguna sepeda, bus, kereta, dan lain-lain.
BULELENGKAB.GO.ID | DRIVESAFEONLINE.ORG
Pilihan editor: 20 Lampu Lalu Lintas di Jakarta Sudah Pakai AI Berfungsi Atasi Kemacetan