Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Tanda Mobil Mengalami Aquaplaning dan Cara Menghadapinya

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi Banjir/ ANTARA/FOTO/ Fakhri Hermansyah
Ilustrasi Banjir/ ANTARA/FOTO/ Fakhri Hermansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Musim hujan menyebabkan permukaan jalan menjadi basah dan licin. Bahkan tak jarang menimbulkan genangan air hingga banjir di badan jalan. Sejalur dengan itu, kondisi ini juga berpotensi memicu aquaplaning atau kondisi di mana ban mobil kendaraan tidak menapak dengan sempurna. Hal itu karena terhambat lapisan air.

Dikutip dari hondajember.com, aquaplaning atau hydroplaning adalah kondisi di mana terdapat lapisan air di antara ban dan permukaan jalan, sehingga ban mobil tidak mampu menapak dengan sempurna. Akibatnya, ban mobil kehilangan daya cengkram, sehingga mobil sulit dikendalikan. Bukan hanya itu, aquaplaning juga bisa menyebabkan kecelakaan.

Kendati demikian, aquaplaning juga disebabkan kendaraan lain yang lewat. Serta karena bobot kendaraan tak sesuai dan kondisi kendaraan yang tidak prima, terutama ban mobil.

Meskipun menyebabkan berbagai kecelakaan, aquaplaning ternyata merupakan sebuah kondisi yang dapat ditandai sehingga bisa dihadapi. Dilansir dari berbagai sumber, berikut tanda dan cara menghadapi aquaplaning.

Tanda-tanda mobil mengalami aquaplaning

1. Mesin lebih kasar

Tanda pertama aquaplaning adalah suara mesin mendadak terdengar lebih keras dari biasanya. Dikutip dari suzuki.co.id, ini disebabkan karena mesin yang terkena genangan terlalu deras akan menjadi panas hingga menimbulkan suara. 

2. Terasa lebih cepat

Ketika mengalami aquaplaning, kopling pada persneling akan terasa berubah. Padahal, pengemudi tidak melakukannya. Kondisi ini akan membuat laju kendaraan menjadi lebih cepat sehingga tidak terkendali. 

3. Mobil terasa ringan

Tanda berikutnya adalah mobil terasa ringan. Hal ini disebabkan oleh tekanan air yang lebih besar yang sanggup mengangkat dan mengambangkan mobil. Selain itu, bagian belakang mobil pada sisi-sisinya akan terasa melayang. Kondisi ini disebut fishtailing.

Jika mengalami beberapa ciri di atas, sebaiknya jangan teruskan berkendara. Tunggu hingga kondisi jalanan surut atau bisa mengendarainya dengan pelan dan hati-hati. 

Cara menghadapi aquaplaning

Saat mengalami aquaplaning pada mobil, pengemudi tidak boleh panik. Kepanikan tersebut akan meningkatkan resiko bahaya. Oleh karena itu, berikut cara mengatasi kondisi hydroplaning dikutip dari toyota.astra.co.id

-Tetap tenang dan fokus karena aquaplaning hanya berlangsung sekejap.
-Jangan bermanuver mendadak seperti pindah lajur, karena mobil akan lebih sulit dikendalikan.
-Jangan melakukan pengereman mendadak, karena akan membuat ban kehilangan daya cengkramnya.
-Lakukan pengereman beberapa kali secara lembut agar tidak tergelincir.
-Angkat kaki dari pedal gas dan pegang kemudi lurus agar mobil tetap mengarah ke depan.
-Biarkan kecepatan mobil berkurang secara gradual dan ban mendapatkan kembali daya cengkeram ke jalan.
-Jangan lakukan pengereman yang akan membuat ban kehilangan penapakan lantaran dilakukan di atas genangan air.
-Matikan Mode Cruise Control atau dikenal sebagai alat pengendali kecepatan otomatis pada mobil.
-Jika gigitan ban mulai terasa kembali, cobalah untuk menginjak pedal gas secara perlahan.

Pilihan editor: Tips Mengemudi Mobil di Jalan Tol Termasuk Saat Aquaplaning

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Musim Hujan di Indonesia Tidak Lagi Bulan Berakhiran 'Ber-Ber', Ini Penjelasan BMKG

15 hari lalu

Ilustrasi hujan. Physicsworld.com
Musim Hujan di Indonesia Tidak Lagi Bulan Berakhiran 'Ber-Ber', Ini Penjelasan BMKG

Akibat perubahan cuaca ekstrem, musim hujan di Indonesia tidak lagi jatuh pada bulan berakhiran "ber-ber". BMKG tanggapi pergeseran cuaca ini.


Deputi Bidang Meteorologi BMKG: Puncak Musim Kemarau pada Juli dan Agustus

15 hari lalu

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG: Puncak Musim Kemarau pada Juli dan Agustus

BMKG menyatakan bahwa puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2024.


Waspada Infeksi Mata Seperti Bintitan di Musim Hujan

16 hari lalu

Ilustrasi mata bintitan. Wikimedia/Andre Riemann
Waspada Infeksi Mata Seperti Bintitan di Musim Hujan

Peningkatan kelembapan saat musim hujan bisa tingkatkan infeksi dan penyakit termasuk di bagian mata.


Sudah Juli Masih Musim Hujan, BMKG Sebut Penyebabnya

18 hari lalu

Ilustrasi hujan. Pexels/Rahul P
Sudah Juli Masih Musim Hujan, BMKG Sebut Penyebabnya

BMKG menyatakan puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi pada Juli dan Agustus 2024. Tapi kok masih saja musim hujan?


Liburan ke Thailand saat Musim Hujan Ini yang Harus Disiapkan

27 hari lalu

Suasana Bangkok, Thailand, malam hari, 25 Mei 2024. Unsplash.com/Bach Nguyen
Liburan ke Thailand saat Musim Hujan Ini yang Harus Disiapkan

Musim hujan di Thailand biasanya antara Juli hingga Oktober


Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

2 Mei 2024

Arsip - Seorang penarik becak membasuh wajahnya dengan air di antara cengkeraman suhu panas di Dhaka, Bangladesh, 20 April 2024. (Xinhua)
Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.


Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

28 Maret 2024

Penting untuk menjaga kesehatan selama musim hujan agar terhindar dari berbagai jenis penyakit. Ini tips menjaga kesehatan di musim hujan. Foto: Canva
Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

Musim hujan membawa risiko peningkatan penyebaran berbagai penyakit berikut ini.


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

27 Maret 2024

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?


Pengendara Mobil Patut Waspada Aquaplaning Saat Musim Hujan, Apa itu?

24 Maret 2024

Kendaraan melintasi banjir di Jalan Raya Kelapa Nias, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat 22 Maret 2024. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI menncatat banjir terjadi pada 11 ruas jalan di DKI Jakarta yang disebabkan curah hujan tinggi. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Pengendara Mobil Patut Waspada Aquaplaning Saat Musim Hujan, Apa itu?

Pengendara mobil patut mewaspadai bahaya aquaplaning saat musim hujan, Ini penjelasannya.


Kemarau Mundur, Kapan Musim Hujan di Indonesia Selesai?

19 Maret 2024

Umat muslim menggunakan perahu untuk berangkat melaksanakan salat Tarawih di Masjid Riyadhul Abidin, Ulu Gedong, Jambi, Jumat, 15 Maret 2024. Banjir yang telah merendam kawasan itu sejak tiga bulan terakhir dan melumpuhkan akses jalan darat tidak menyurutkan umat muslim setempat untuk melaksanakan ibadah salat Tarawih berjamaah di masjid. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Kemarau Mundur, Kapan Musim Hujan di Indonesia Selesai?

Musim hujan di Indonesia masih akan terus berlangsung selama Maret 2024