TEMPO.CO, Jakarta - Tim pabrikan Honda tengah mengalami masa-masa kurang baik dalam beberapa musim terakhir di Grand Prix MotoGP. Mereka terlihat begitu kesulitan untuk bersaing di papan atas atau barisan depan.
Bahkan Honda menempati peringkat paling akhir di klasemen konstruktor MotoGP dalam dua musim terakhir. Pada Grand Prix MotoGP 2023 dan 2022, posisi Honda juga kalah dari Yamaha, yang sama-sama sedang terpuruk.
Ada beberapa faktor yang membuat tim pabrikan Honda tak lagi mendominasi balapan MotoGP. Direktur komisi reknis FIM Roland Berger pun menilai bahwa pergantian mekanik yang dilakukan secara berkala menjadi penyebabnya.
“Saya bekerja untuk Honda selama empat dekade. Jika mereka benar-benar menginginkannya, mereka akan mencapai tujuan mereka dalam dua atau tiga bulan. Anda mengetahui segalanya dan memiliki setiap peluang untuk mewujudkannya. Namun Anda harus menggabungkan semuanya dengan benar dengan orang yang tepat,” kata dia, dikutip dari Speedweek.
“Tapi bisakah mereka melakukannya secepat itu? Seluruh manajemen ditenggelamkan. Ini adalah bagian dari filosofi manajemen Honda: penggantian dilakukan setiap tiga hingga lima tahun. Perubahan ini terjadi pada Maret lalu. Butuh waktu untuk menemukan tim,” tambah dia.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa kebangkitan tim pabrikan Honda bergantung pada seberapa cepat konsesi diterapkan. Menurut dia, keadaan akan menjadi jauh lebih baik menjelang pertengahan musim.
“Tes pertama motor baru bersama Stefan Bradl. Zamannya sangat cepat, padahal bannya sudah kuno. Selain itu, masukan dari pengendara menunjukkan bahwa sepeda motor baru seharusnya lebih mudah dikendarai dibanding sepeda motor lama. Anda tidak perlu terlalu memaksakannya lagi,” jelas dia.
SPEEDWEEK
Pilihan Editor: Baterai LFP Bisa Didaur Ulang, Pengamat: Tapi Tidak Ekonomis
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto