TEMPO.CO, Jakarta - Bos produsen mobil listrik Tesla, Elon Musk khawatir jika mobil Cina bisa menjadi market leader di pasar otomotif global. Hal tersebut dianggap menjadi ancaman nyata untuk pabrikan lainnya.
Pada 2023, Tesla harus mengakui keunggulan penjualan dari mobil listrik Cina, BYD. Mobil listrik tersebut cukup laris bahkan mulai melakukan ekspansi ke beberapa negara, termasuk Indonesia.
Elon Musk juga mengklaim produsen mobil Cina juga dapat menghancurkan lawan globalnya. Namun hal tersebut tidak terjadi jika negara-negara lain menerapkan hambatan untuk masuknya gelombang mobil listrik Cina.
"Perusahaan mobil Cina adalah yang paling kompetitif dan akan meraih kesuksesan signifikan di luar Cina, tergantung pada jenis tarif atau hambatan perdagangan yang diterapkan," kata Elon Musk, dikutip dari Reuters, Selasa, 30 Januari 2024.
"Jika tidak ada hambatan perdagangan, maka hal ini akan menghancurkan sebagian besar perusahaan mobil lain di dunia. Mereka sangat bagus," tambah dia.
Diketahui, BYD berani menghadirkan mobil listrik yang lebih murah serta banyak variasi ketimbang para pesaingnya. Hasilnya, BYD berhasil menyalip Tesla sebagai perusahaan kendaraan listrik terlaris di dunia pada kuartal terakhir 2023.
BYD dilaporkan berhasil menjual 3 juta unit mobil listrik di seluruh dunia pada 2023. Nominal tersebut unggul dari Tesla, yang pada laporan akhir tahunnya hanya mampu menjual 1,8 juta mobil listrik saja.
Pilihan Editor: 3 Mobil Martin Boyle, Pemain yang Buat Timnas Indonesia Gugur di Piala Asia 2024
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto