TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Kebijakan Transportasi bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), serta melibatkan sejumlah ahli dan akademisi di bidang transportasi memperkirakan jumlah pergerakan masyarakat saat Idul Fitri 1445 Hijriah atau Lebaran 2024 mencapai 193,6 juta orang.
Berdasarkan Survei Potensi Pergerakan Angkutan Lebaran Tahun 2024 yang dilakukan oleh pihak-pihak tersebut, kereta api menjadi moda transportasi paling favorit bagi pemudik pada edisi Lebaran 2024, yaitu 39,32 juta orang (20,3) persen.
Kemudian, ada bus sebanyak 37,61 juta jiwa (19,37 persen), mobil pribadi sebesar 35,42 juta jiwa (18,29 persen), dan sepeda motor sebanyak 31,12 juta jiwa (16,07 persen).
Lalu, lebih baik mudik pagi atau malam hari? Berikut ini penjelasan lengkapnya.
Lebih Baik Mudik Pagi atau Malam Hari?
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengimbau pemudik agar bisa mengatur waktu perjalanan. Hal itu menjadi cara supaya dapat menghindari kemacetan pada puncak arus mudik Lebaran 2024.
“Bisa manfaatkan dan atur waktu untuk menghindari puncak-puncak arus mudik. Bagi masyarakat yang biasanya mungkin melaksanakan kegiatan malam hari, bisa bergeser ke siang hari,” kata Listyo Sigit saat melakukan peninjauan di Pelabuhan Merak, Banten, Senin, 1 April 2024.
Menurut dia, hal itu disarankan karena adanya lonjakan pemudik pada 2024 dibandingkan pada tahun sebelumnya. Prediksi lonjakan sebagaimana data dari Kemenhub, setidaknya terdapat peningkatan 65 persen masyarakat yang pulang ke kampung halaman dibandingkan pada 2023.
“Karena itu, tentunya kami semua mengimbau masyarakat agar mudik dapat berjalan lancar dan aman, supaya apabila tidak ada kegiatan, bisa mudik lebih awal dan cepat,” ucap Listyo Sigit.
Sementara itu, Staf Khusus (Stafsus) Menhub sekaligus Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati menyarankan masyarakat yang akan mudik untuk menghindari waktu-waktu sibuk. Waktu sibuk tersebut tercatat pada pagi hari.
“Bagi yang memutuskan berangkat mudik, hindari jam sibuk. Responden riset kami kebanyakan memilih melakukan perjalanan mudik antara jam 4 hingga 10 pagi,” ujar Adita dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk 193,6 Juta Orang Mudik, Bagaimana Antisipasi Pemerintah? pada Senin, 25 Maret 2024, seperti dikutip dari indonesia.go.id.
Tips Mudik Aman dan Nyaman
Agar bisa melaksanakan mudik yang aman dan nyaman, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri membagikan tips. Polri mengimbau masyarakat agar menghindari puncak arus mudik pada 5 April 2024 dan arus balik pada 15 April 2024.
“Bagi masyarakat agar tidak melakukan mudik pada puncak mudik dan (arus) balik atau dapat memilih waktu berangkat dan kembali yang tepat guna menghindari kemacetan,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko dalam rilis pers pada Kamis, 21 Maret 2024.
Polri juga memberikan saran lain, yaitu menyiapkan diri dan kendaraan. Pastikan kondisi fisik dan performa kendaraan prima sebelum memulai perjalanan. Hal sepele lain yang sering terjadi adalah kartu tol elektronik yang lupa disiapkan atau saldo kartu tol elektronik yang kurang, sehingga menyebabkan antrean di gerbang tol.
Kemudian, pemudik harus patuh kepada seluruh peraturan lalu lintas, termasuk rambu-rambu dan arahan petugas di jalan. Meski ingin cepat tiba di tujuan, istirahat lah saat lelah dan jangan memaksakan diri untuk berkendara secara terus-menerus. Jangan lupa berdoa sebelum berangkat sesuai dengan kepercayaan masing-masing.
Lebih lanjut, Polri juga tidak merekomendasikan pemudik untuk menggunakan sepeda motor. “Kami tidak merekomendasikan untuk memakai kendaraan roda, karena tidak diperuntukkan bagi perjalanan jauh, dan berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan operasi sebelumnya, kendaraan roda dua menyumbang korban kecelakaan lalu lintas paling banyak, termasuk korban meninggal dunia,” ucap Trunoyudo.
Bagi pemudik yang tetap ingin menggunakan sepeda motor, Polri memberikan saran, seperti memeriksa dengan seksama kondisi kendaraan. Siapkan peralatan pendukung, seperti jas hujan, serta menggunakan helm berstandar SNI dan jaket. Tidak berboncengan lebih dari satu orang serta tidak membawa barang berlebih.
MELYNDA DWI PUSPITA
Pilihan Editor: Dokter Sarankan Mudik Lebaran Jarak Jauh dengan Transportasi Umum, Ini Alasannya