TEMPO.CO, Jakarta - Penjualan produk MPV Daihatsu Xenia mengalami penurunan. Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Amelia Tjandra menyebut kapasitas produksi di pabrik yang terbatas menjadi penyebabnya.
"Daihatsu Xenia itu sebetulnya karena kapasitas produksi (pabrik) Sunter yang sangat terbatas," ujarnya kepada wartawan, di Jakarta, Senin 7 September 2019.
Bahkan berdasarkan data penjualan whoesales (dari pabrik ke diler) Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan Xenia ada diurutan terakhir di antara para pemain utama dari merek lain di kelas MPV.
Tertinggi masih dipegang oleh saudara kembar Xenia yakni Toyota Avanza sebanyak 8.017 unit, lalu ada Mitsubishi Xpander 5.361 unit, Suzuki Ertiga 1.923 unit, Nissan Livina 941 unit, Wuling Confero 628 unit, Honda Mobilio 596 unit, dan terakhir Daihatsu Xenia 462 unit. Posisinya sama dengan periode sebelumnya, Juli 2019, namun angka penjualan Xenia lebih tinggi yakni 676 unit.
"Kami tidak bisa produksi karena permintaan lebih besar dari demand, prioritas untuk ekspor, kemudian juga model lain. Jadi Xenia lebih rendah," tutur Amel.
"Tapi bulan kemarin (Juli) Xenia sudah lumayan suplai. Kapasitas produksi bisa lebih 1.500 untuk September, Agustus dikit," tambahnya.
Meski begitu lanjut Amel mengatakan, pihaknya tidak terlalu mempersoalkan penurunan tersebut. Sebab menurutnya memang kenyataannya seperti itu, dan permintaan pun masih ada.