Soal Kendaraan Listrik, Indonesia Perlu Belajar dari Tiga Negara Ini

Rabu, 24 Februari 2021 07:00 WIB

Hyundai Kona EV sedang melakukan pengisian daya di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum milik PLN di Gambir, Jakarta Pusat. 9 Desember 2020. TEMPO/Wawan Priyanto.

TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Essential Services Reform atau IESR telah melakukan studi mengenai penerapan kendaraan listrik di Indonesia. Dalam penelitian itu disebutkan bahwa Indonesia perlu belajar dari tiga negara, yakni Norwegia, Amerika Serikat, dan Cina dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

Penulis studi Idoan Marciano menerangkan, pengembangan kendaraan listrik di Indonesia masih dalam tahap awal. Sehingga menjadi penting untuk belajar dari pengalaman negara lain yang lebih progresif.

“Oleh karena itu kami menyusun studi dengan tiga negara pembanding,” ujar dia dalam acara virtual, Selasa, 23 Februari 2021.

Idoan menjelaskan alasan mengapa tiga negara tersebut sebagai pembanding. Menurutnya, secara global, data hingga 2019 menyebutkan pangsa pasar kendaraan listrik mengalami peningkatan 10 persen stiap tahun.

Dan Norwegia, memiliki pangsa pasar lebih dari 50 persen pada tahun 2019, dengan total kendaraan listrik yang sudah digunakan sebanyak lebih dari 430 ribu unit. Sementara di Cina, total kendaraan listrik pada tahun tersebut mencapai lebih dari 3,4 juta unit, dan Amerika lebih dari 1,5 juta unit.

Advertising
Advertising

Sementara tingkat adopsi kendaraan listrik di Indonesia masih sangat kecil. “Sehingga, jika tidak mengalami peningkatan, maka target pada 2025 atau 2030 soal pengurangan kendaraan berbahan bakar fosil dan digantikan dengan kendaraan listrik tidak akan tercapai,” katanya.

Baca juga: Hore! Kendaraan Listrik Bebas Ganjil Genap di Jakarta

Dari segi infrastruktur, Idoan menyebutkan, juga jumlahnya masih jauh dari target yang ditentukan pemerintah. Hal ini terjadi karena berkaitan erat dengan perkembangan ekosistem kendaraan listrik dalam negeri yang baru dimulai

Menurut Idoan, Indonesia masih tertinggal dari seluruh aspek ekosistem. Mulai dari kebijakan, infrastruktur pengisian daya, industri atau rantai pasokan, kesadaran masyarakat, serta pasokan dan ketersediaan model.

Indonesia belum memiliki aturan batasan kendaraan berbahan bakar fosil. Ini berbeda dengan negara pembanding yang melarang kendaraan berbahan bakar fosil. Insfrastruktur Indonesia juga ketinggalan.

Baca: Di Norwegia, Mobil Listrik Lebih Laris Dibanding Mobil Bensin

“Perkiraan 2025 hanya mampu mencapai rasio 1:70 antara pengisian daya dan jumlah kendaraannya. Dan belum adanya kesadaran untuk meningkatkan produksi,” tutur Idoan.

Idoan menyebutkan bahwa industrinya juga belum ada fasilitas yang memproduksi material pendukung seperti baterai. Ditambah kesadaran masyarakat, yang motovasinya didasarkan pada alasan ekonomi dan informasi yang belum tersebar merata.

“Di tiga negara pembanding, alasan ekonomi bukan menjadi faktor untuk tidak memiliki kendaraan listrik. Tapi mereka lebih kepada persoalan performa atau tekbologinya,” ujar dia menambahkan.

Menanggapi studi tersebut Asisten Deputi Maritim dan Transportasi Kemenko Marves Firdausi Manti menerangkan, ketiga negara tersbut memang cukup dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Terkait hal ini menurutnya, Indonesia memang harus belajar dengan negara tersebut.

Menurut Firdausi, dirinya dan pemerintah ingin semua stake holder mendukung pelaksaan penerapan kendaraan listrik. “Kami berharap, Indonesia tidak hanya sebagai pasar saja, tapi juga mendorong industri kendaraan listrik dalam negeri,” kata dia.

Berita terkait

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

3 jam lalu

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan pro-Israel saling bentrok di kampus Universitas California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

4 jam lalu

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

Hampir 900 orang telah ditangkap di kampus-kampus Amerika Serikat karena demo pro-Palestina

Baca Selengkapnya

AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

4 jam lalu

AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Amerika Serikat berupaya mencegah dikeluarkannya surat perintah penangkapan ICC terhadap PM Israel Benjamin Netanyahu atas serangan di Gaza

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

10 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

17 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

18 jam lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

18 jam lalu

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

ByteDance selaku perusahaan pemilik TikTok memilih untuk menutup aplikasinya di Amerika yang merugi.

Baca Selengkapnya

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

19 jam lalu

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

Mahmoud Abbas dalam pertemuan Forum Ekonomi Dunia menyatakan hanya Amerika Serikat yang mampu menghentikan Israel

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

20 jam lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

20 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya