Interior mobil sport listrik hybrid baru General Motors Co, Corvette E-Ray, terlihat dalam foto selebaran tak bertanggal yang diperoleh Reuters 15 Januari 2023. Baterai lithium ion 1,9 kWh disisipkan di bagian tengah mobil. Apabila energi baterai habis, mesin akan menjadi pembantu pengisian ulangnya. General Motors/Handout via REUTERS
TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi publik swasta Li-Bridge mengungkapkan bahwa permintaan global untuk baterai Lithium diprediksi meningkat lima kali lipat pada 2030. Peningkatan ini disebabkan masyarakat akan lebih memilih kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi.
Melansir laman Reuters hari ini, Kamis, 16 Februari 2023, permintaan baterai Lithium di Amerika Serikat diperkirakan tumbuh lebih dari enam kali lipat atau sekitar USD 44 miliar per tahun pada akhir dekade. Namun hingga saat ini AS masih bergantung pada impor.
Li-Bridge berupaya mempercepat pengembangan rantai pasokan yang kuat baterai lithium. Pengembangan ini akan dipimpin oleh Argonne National Laboratory, yang didanai oleh Departemen Energi Amerika Serikat.
Permintaan kendaraan listrik melonjak selama beberapa tahun terakhir terlebih di tengah melonjaknya harga BBM.
"Kurangnya rantai pasokan baterai Lithium yang substansial di Amerika Serikat dan kurangnya akses yang aman ke bahan energi menimbulkan ancaman serius bagi keamanan nasional dan ekonomi AS," kata Li-Bridge.