TEMPO.CO, Jakarta - Jaguar Land Rover, pabrikan mobil asal Inggris akan mengurangi produksi pabrik di Halewood, Inggris utara, akhir tahun ini karena melemahnya permintaan akibat Brexit dan kenaikan pajak mobil diesel.
Penjualan Jaguar Land Rover di Inggris dan Eropa mengalami stagnan selama 2017, dan situasi sulit itu diperkirakan bisa terus berlanjut menurut direktur penjualan perusahaan pada awal bulan ini.
"Ketidakpastian yang sedang berlangsung seputar Brexit dirasakan oleh pelanggan di dalam negeri dan di Eropa," demikian pernyataan perusahaan yang dikutip Reuters pada Senin 22 Januari 2018 waktu setempat.
Baca: Mercedes Benz Rilis All New G-Class Lebih Murah dari Land Rover
"Kekhawatiran seputar masa depan mesin bensin dan diesel, ketidakpastian ekonomi dan politik global secara umum dan itu jelas untuk melihat mengapa industri menyaksikan dampaknya pada penjualan mobil".
"Setelah meninjau ulang volume yang direncanakan, kami berencana membuat beberapa penyesuaian sementara terhadap jadwal produksi di Halewood di pada kuartal II," dalam penjelasan Jaguar.
Inggris akan meningkatkan tarif cukai kendaraan diesel yang dibeli dari bulan April, yang tampaknya akan berdampak pada Jaguar Land Rover, penyumbang 90 persen penjualan kendaraan diesel di negara itu.
Baca: Land Rover Defender Kembali Dijual Hanya 150 Unit, Simak Harganya
Pendaftaran mobil baru Inggris tahun lalu dari seluruh sektor mengalami penurunan terbesar sejak 2009 dan badan industri menyatakan itu disebabkan oleh pemberlakukan tarif kendaraan diesel dan melemahnya kepercayaan konsumen menjelang pemungutan suara Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa (Brexit).