TEMPO.CO, Yogyakarta - Tak kurang sepuluh lapak onderdil motor lawas berjajar mewarnai perhelatan Djogjantique Day 2019 yang digelar Motor Antique Club Indonesia (MACI) Yogyakarta di halaman Stadion Mandala Krida Yogya pada 23-24 Agustus 2019.
Lapak-lapak itu menawarkan berbagai spare part baik baru maupun bekas, orisinil maupun tiruan, dengan harga mulai Rp 2.000 sampai lebih dari Rp 5 jutaan. Misalnya di lapak Pram Tegal, mengobral berbagai komponen motor mulai harga Rp 2.000 hingga 100 ribuan.
Harga spare part yang dijual Rp 2 ribu itu seperti karet untuk tutup rangka juga lampu sein per biji Rp 5 ribu. Lalu ada list ban Rp 50 ribu juga gasket atau perpak mesin untuk menahan oli mesin tidak bocor seharga Rp 25 ribu.
Leonardus Meritheo alias Theo pemilik both Theo Bigman mengatakan langsung kelarisan sejumlah item motor tua saat baru hari pertama buka lapak.
"Tadi ada yang beli tangki BSA 1965 laku Rp 5,2 juta terus kran bensin BMW R-25 laku Rp 850 ribu," ujarnya sumringah.
Sejumlah lapak onderdil di gelaran Djogjantique Day 2019 pada 23-24 Agustus 2019. Tempo/Pribadi Wicaksono
Theo mengatakan untuk spare part motor tua keluaran Eropa, harganya memang bervariasi tergantung stok dan kondisinya. Di kisaran ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
"Yang harganya tinggi itu biasanya menyangkut bagian mesin seperti karburator, second nya mulai Rp 2-2,5 jutaan," ujarnya.
Karburator motor tua yang terkenal itu biasanya terbagi dua . Kalau untuk motor tua keluaran Inggris biasanya memakai merek Amal. Sedangkan untuk motor lansiran Jerman seperti yang dipakai BMW yakni Bing.
Pria asal Cebongan Sleman itu mengatakan sebenarnya istilah spare part langka atau tidak itu kurang relevan. Karena tiap motor tua pasti memiliki bagian sulit dan mudah diperoleh.
Menurutnya stok onderdil motor tua juga tak melulu bekas. Ada juga orisinil yang masih baru. Seperti kran bensin BMW yang diperoleh Theo dari simpanan temannnya.
Theo pun menyarankan saat hendak mencari onderdil motor pembeli harus lebih dulu tahu komponen yang akan diburu. Agar harganya tak dikepruk pedagang.
"Kadang ada pemula, belum punya kenalan yang tahu motor saat mau ganti komponen malah keblondrok (dikelabui harganya)," ujarnya.
Namun, ujar Theo, tak perlu takut bermain motor tua. Sebab justru proses membangun dan merestorasi ulang motor tua itu seninya.