TEMPO.CO, Makassar - Kecelakaan yang disebabkan kualitas truk sering kali terjadi. Terakhir kecelakaan maut di Cipularang yang menyebabkan 8 orang tewas diduga karena dump truk kehilangan kendali, rem blong, sehingga menabrak kendaraan disekitarnya.
Terkait seringnya truk yang terlibat kecelakaan, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi menjelaskan, bahwa memang truk sering kali melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan.
"Karena permintaan dari pihak operator, kemudian pihak karoseri membuat itu. Padahal karoseri tahu aturannya, mereka ngerti tapi nekat saja," ujarnya kepada wartawan disela-sela ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) The Series Makassar, Rabu 11 September 2019.
Regulasi sendiri jelas tercantum dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Artinya pemerintah sudah memberikan batasan-batasan yang harus dipatuhi. Namun tetap banyak yang nekat melanggarnya.
Hal itu dirasa menjadi pemicu seringnya terjadi kecelakaan yang memakan korban karena sebuah truk. Budi menghimbau agar seluruh pihak terkait mematuhi aturan yang ada.
"Yang penting lagi bagi kami adalah, supaya masyarakat, pelaku industri terutama karoserinya, operator kendaraan truknya, termasuk pemilik barangnya yang harus mengikuti regulasi kita," pungkas Budi.
Seperti yang diketahui, beberapa hari lalu kecelakaan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan terjadi di Tol Cipularang, yang menewaskan 8 korban. Dump truck disebut sebagai pemicu jatuhnya banyak korban karena datang tak terkendali sehingga menabrak kendaraan di sekitarnya. Hal itu terjadi diduga karena rem blong.