TEMPO.CO, Jakarta - PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) sebagai Agen Pemegang Merek Mazda di Indonesia tampaknya belum berani membangun pabrik perakitan di Indonesia. Alasannya masih banyak faktor yang perlu dipertimbangkan.
"Kami terus upayakan karena memang tidak mudah," ujar Managing Director PT EMI, Ricky Thio, Selasa, 28 Januari 2020.
Menurut Ricky, pihaknya terus melakukan evaluasi supaya EMI juga bisa memproduksi atau minimal merakit produk Mazda di Indonesia. Adapun waktu dan skema perakitan yang dimaksud, bos baru EMI itu enggan berbicara banyak.
"Tunggu tanggal mainnya. Tapi yang pasti semua rencana itu sudah ada, kami aware dengan itu. Kami juga selalu melakukan komunikasi dengan prinsipal," ujar dia.
Ricky menambahkan bahwa tantangan untuk melokalkan Mazda di Indonesia memiliki tantangan yang tidak sedikit. Dia ingin memastikan semua sudah siap sebelum memutuskan kebijakan besar tersebut.
"Soal volume (produk Mazda) itu satu hal saja. Masih banyak hal yang mesti kami pikirkan. Kami tidak ingin sekadar pindah. Tapi kami ingin semuanya rapi," kata dia.
Langkah sejumlah APM merakit produknya di Tanah Air tentu tak lepas dari skema bisnis jangka panjang. Dengan adanya pabrik perakitan, maka secara otomatis biaya impor akan berkurang. Sejurus dengan itu, bukan tidak mungkin harga produk juga akan lebih murah.
Nah, kira-kira kalau mobil Mazda dirakit di Indonesia harganya bisa turun berapa persen ya?