TEMPO.CO, Jakarta - Karbon dioksida bisa menjadi bahan bakar masa depan dengan memisahkan dari molekul udara. Sebenarnya teknologi pemisahan ini sudah ada sejak 1950-an hanya saja teknologi penguraian secara langsung baru dikembangkan 1990-an. Hanya saja, biaya yang dibutuhkan dalam pemisahan tersebut tidak sedikit.
Salah satu perusahaan di garis depan teknologi ini adalah Carbon Engineering (CE). Perusahaan ini didukung oleh Bill Gates, BHP, Oxy Low Carbon Ventures dan Chevron Technology Ventures. CE telah memiliki satu pabrik dan operasi yang tidak hanya mengumpulkan CO2 dari atmosfer tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengubahnya menjadi bahan bakar yang dapat digunakan adalah sebuah pencapaian yang pentingnya.
Proses ini disebut penguraian udara ke bahan bakar yang dicapai melalui tiga langkah. Pertama, CO2 dari udara ditangkap melalui penggunaan kipas dan beberapa struktur seperti sarang lebah yang menjebak molekul-molekulnya. Selanjutnya, elektrolisis digunakan untuk membuat hidrogen dan oksigen keluar dari air dan pada langkah terakhir, CO2 dikombinasikan dengan hidrogen dan campuran disintesis menjadi bahan bakar.
Masalahnya adalah sumber listrik yang digunakan untuk proses elektrolisis serta memberi daya seluruh udara untuk bahan bakar pabrik. Jika ini berasal dari sumber yang terbarukan, maka prosesnya benar-benar bersih, tanpa emisi atau produk sampingan yang berbahaya.
Menurut CEO CE, Steve Oldham, bahan bakar yang diproduksi melalui proses ini sebenarnya lebih unggul daripada yang diperoleh melalui pemrosesan minyak bumi. Dia bahkan melangkah lebih jauh dengan bahan bakar dengan kekuatan yang bahkan lebih besar daripada minyak. CE menyatakan memiliki rencana untuk meluncurkan secara komersial dalam waktu sekitar lima tahun dari sekarang.
Kendala utama yang mencegah hal ini sekarang adalah biaya produksi hidrogen dengan memecah molekul air, karena ini merupakan proses yang intensif energi yang membutuhkan banyak listrik. Mungkin jika hidrogen, dikatakan sebagai unsur paling melimpah di alam semesta, akan datang dari sumber lain yang lebih mudah, biaya produksi bahan bakar sintetis ini akan turun secara dramatis.
Carbon Engineering mengatakan perlu dukungan finansial dan teknis dari pemain mapan di pasar bahan bakar global. Perusahaan minyak ini tidak berkontribusi untuk mengembangkan teknologi ini hanya untuk kemudian membelinya dan menekannya untuk terus menjual bahan bakar berbasis minyak.
Argumen di sini adalah bahwa melalui jaringan distribusi bahan bakar pemain yang sudah mapan ini, bahan bakar baru ini akan menjangkau konsumen jauh lebih cepat daripada dengan sumber daya terbatas yang dimiliki perusahaan kecil seperti CE.
AUTO EVOLUTION