TEMPO.CO, Detroit - Ford Motor Co mengatakan bahwa pihaknya akan memproduksi 50.000 ventilator selama 100 hari ke depan di pabrik Michigan bekerja sama dengan unit kesehatan General Electric (GE). Produksi ini kemudian ditargetkan sebanyak 30.000 per bulan sesuai kebutuhan untuk merawat pasien yang terinfeksi virus corona, Reuters, Senin, 30 Maret 2020.
Ford mengatakan desain ventilator yang disederhanakan, yang dilisensikan oleh GE Healthcare dari Airon Corp yang berbasis di Florida dan telah diselesaikan oleh Food and Drug Administration, dapat memenuhi kebutuhan sebagian besar pasien COVID-19. Alat ini bergantung pada tekanan udara tanpa memerlukan listrik .
Pejabat-pejabat di negara bagian di Amerika Serikat yang sangat terpukul oleh pandemi telah meminta Presiden Donald Trump dan produsen untuk mempercepat produksi ventilator. Rumah sakit di New York sudah menggunakan satu ventilator untuk menopang dua pasien. New Orleans memiliki sebagian kecil dari ventilator yang dibutuhkan untuk lonjakan pasien COVID-19, kata para pejabat Louisiana.
Pada hari Jumat, 27 Maret 2020, Trump mengatakan akan meminta kekuatan di bawah Undang-Undang Produksi Pertahanan untuk mengarahkan produsen, termasuk Ford dan General Motors Co, memproduksi ventilator.
Pada hari Senin, 30 Maret 2020, kepala United Auto Workers dan pejabat lainnya membandingkan upaya industri otomotif untuk membangun ventilator dengan konversi Detroit menjadi produksi pesawat bomber selama Perang Dunia Kedua.
Ford mengatakan akan memulai produksi ventilator di pabrik di Ypsilanti, Michigan, dengan mengerahkan 500 karyawan United Auto Workers.
Ford berencana untuk memulai produksi di fasilitas tersebut pada 20 April 2020. Saat di mana puncak kasus COVID-19 diperkirakan melanda Amerika Serikat.
General Motors mengatakan hari Minggu, 29 Maret 2020, bahwa pihaknya berencana untuk memproduksi hingga 10.000 ventilator per bulan pada musim panas ini di sebuah pabrik di Kokomo, Indiana.
Para pekerja Ypsilanti akan ditempatkan pada jarak yang aman (social distancing) dan akan diperiksa untuk gejala infeksi virus corona sebelum mereka memasuki pabrik, kata pejabat Ford.