TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti Massachusetts Institute of Technolog atau MIT merilis sebuah penelitian yang menemukan bahwa pengemudi mobil Tesla mengalami banyak ganguan ketika menggunakan fitur swakemudi atau Autopilot semi-otonom.
Temuan ini mendukung seruan bagi para pembuat mobil agar menjaga pengemudi tetap berkonsentrasi dalam menggunakan mode swakemudi demi keselamatan mereka.
Hasil riset MIT ini diumumkan sehari sebelum CEO Tesla Elon Musk mengungkap sistem baru swakemudi Tesla pada pekan ini. Dia menjanjikan peluncuran dalam beberapa bulan ke depan pada tahun ini.
Teknologi swakemudi Tesla dirancang untuk mengarahkan mobil tetap berada di jalurnya dan mengikuti lalu lintas di jalan raya. Tetapi Tesla mengakui perangkat lunak sistem itu tidak sempurna sehinga pengemudi harus siap untuk mengendalikan kendaraannya.
Berdasarkan buku manual berkendara, pengemudi seharusnya mengawasi jalan dan tangan mereka di atas kemudi. Studi MIT menemukan, pengemudi lebih sering melirik ke luar jalan atau tidak berkonsentrasi ketika mdoe autopilot diaktifkan.
Para peneliti juga menemukan 33 persen pengemudi Tesla tidak memegang setir ketika mode autopilot diaktifkan.
"Kami melakukan penelitian di luar sana agar orang-orang mulai merenungkan, 'Tunggu sebentar, apa yang terjadi di sini?'" kata Bryan Reimer, Direktur Pusat Transportasi Universitas New England di MIT, seperti dikutip CNN pada Kamis lalu, 24 September 2020.
Tesla tidak menanggapi permintaan komentar dari CNN atas penelitian tersebut.
Autopilot, yang menurut Tesla adalah fitur keamanan semi-otonom, disebut-sebut menjadi faktor penyebab banyak kematian di jalan raya. Seorang pria Kanada pun dihukum karena tertidur pulas ketika mengemudi Tesla, dengan mode autopilot, dalam kecepatan 140 km/jam.
Walter Huang sedang bermain game di ponsel cerdasnya pada saat Tesla Model X yang dikendarainya menabrak penghalang jalan raya di Mountain View, California, pada Maret 2018.
Huang mengandalkan mode swakemudi dan tidak mengerem atau menjauhi penghalang.
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSM) AS meminta Tesla mengembangkan sistem autopilot lebih baik. Rekomendasi pasca kematian Huang itu sudah kedua kali setelah rekomendasi serupa pada 2017 menyusul kematian Joshua Brown.
Joshua Brown meninggal setelah Tesla yang dikendarainya menabrak traktor trailer dalam kondisi mode autopilot aktif.
NTSB juga mengkritik Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) karena gagal mengatur sistem otonomi parsial seperti autopilot Tesla.
NHTSA pada Kamis lalu menyatakan telah mengetahui studi MIT dan sedang menelaahnya. Lembaga ini menyebut teknologi kendaraan paling canggih saat ini memberikan bantuan pengemudi dan membutuhkan pengemudi manusia yang penuh perhatian.
"Menyalahgunakan teknologi ini, setidaknya, membuat mengemudi terganggu."
Musk telah mengumumkan peluncuran sistem full self-driving atau swakemudi Tesla pada 2017. Tetapi proyek ambisius itu gagal. Kini, Musk menjanjikan lagi peluncuran mobil riset swakemudi pada tahun ini, yang akan berakhir beberapa bulan lagi.