TEMPO.CO, Jakarta - Ford Motor Co mengatakan pada hari Kamis, 31 Desember 2020, bahwa pihaknya membatalkan usaha patungan otomotifnya dengan produsen asal India, Mahindra & Mahindra Ltd, karena tantangan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
Perusahaan mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa keputusan itu didorong oleh perubahan ekonomi global selama 15 bulan terakhir, menyebabkan keduanya menilai kembali prioritas alokasi modalnya.
“Ekonomi global dan lingkungan bisnis tidak sama dengan Oktober tahun lalu,” kata juru bicara Ford T.R. Reid seperti dikutip Reuters, 1 Januari 2021.
Reid menambahkan bahwa batas waktu untuk menyelesaikan usaha patungan antara kedua perusahaan itu adalah 31 Desember, dan keduanya membuat keputusan untuk mengakhiri perjanjian daripada melanjutkannya.
Pada Oktober 2019, Ford dan Mahindra mengatakan mereka akan membentuk usaha patungan di India dalam upaya memangkas biaya pengembangan dan produksi kendaraan untuk pasar negara berkembang.
Perusahaan mengatakan pada saat itu mereka mengharapkan untuk meluncurkan tiga kendaraan utilitas baru, dimulai dengan SUV menengah, dan juga bersama-sama mengembangkan kendaraan listrik untuk pasar negara berkembang.
Ditanya apakah kendaraan itu sekarang dibatalkan, Reid menyampaikan, "Pada titik ini, tidak ada yang perlu dibicarakan selain usaha patungan tidak akan terjadi." Ford mengatakan operasi independennya di India akan terus berlanjut.
Tekanan untuk melakukan merger atau aliansi dalam industri otomotif telah meningkat karena biaya pengembangan kendaraan listrik dan otonom atau mobil tanpa sopir mendorong perusahaan untuk menghemat dana untuk upaya tersebut. PSA Prancis dan Fiat Chrysler Automobiles NV berharap untuk menyelesaikan merger senilai US$ 38 miliar pada kuartal pertama 2021.
Para eksekutif Ford telah berulang kali memuji strategi perusahaan yang mencakup kemitraan, termasuk dengan Mahindra, sebagai cara untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya dalam perjalanannya untuk mencapai 8 persen margin laba operasi global. Reid mengatakan strategi itu akan berlanjut, ketika ditanya apakah Ford akan bermitra dengan produsen mobil lain di Asia Tenggara.
Mahindra mengatakan dalam pernyataannya bahwa keputusan tersebut tidak akan berdampak pada rencana produknya, dan itu mempercepat upaya pengembangan SUV listrik.