TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan Electronic Bike atau E-bike jadi tren di perkotaan, namun belum banyak orang yang mengetahui apa itu e-bike. Electronic Bike atau sepeda listrik berbeda dengan sepeda motor meski keduanya memiliki konsep yang sama dalam hal penggunaan bahan bakar yakni menggunakan listrik. Sejarah sepeda listrik atau E-bike ini sudah dimulai sejak tahun 1890-an.
Keunggulan E-bike dibandingkan dengan sepeda motor listrik yakni E-Bike memiliki pedal yang bisa digunakan sebagai alternatif saat baterai habis, mengayuh pedal sepeda tersebut juga menghasilkan daya untuk mengecas kembali baterai yang kosong. Sementara sepeda motor listrik hanya mengandalkan baterai yang harus dicas ulang langsung menggunakan listrik saat habis.
Sepeda listrik cocok untuk pengguna sepeda yang cepat merasa lelah atau faktor usia, jika pesepeda merasa lelah mengayuh, mesin elektronik pada sepeda dapat membantu mereka mengayuh dengan lebih ringan, seperti saat berada di tanjakan atau jalan berbatu.
Pada beberapa kasus, terdapat jenis sepeda listrik yang bisa jalan sendiri tanpa dikayuh, namun ada juga yang hanya berjalan saat digowes.
Meski demikian, bukan berarti e-bike tidak memiliki manfaat olahraga, e-bike tetap membutuhkan kayuhan pesepeda untuk tetap terus melaju. Karena sistem kerjanya yakni penggabungan antara tenaga manusia dengan mesin sehingga bagi penggemar sepeda namun karena faktor tertentu tidak lagi leluasa untuk menjalankan aktivitas tersebut karena takut kelelahan, e-bike bisa jadi alternatif.
Untuk itu desain baterai pada sepeda listrik dibuat kecil dan ringan agar tidak membebani saat dikayuh, saat dihidupkan, sepeda listrik dapat melaju hingga kecepatan 25-32 km per jam atau hingga lebih dari 45 km per jam tergantung peraturan yang berlaku di daerah pesepeda.
Sedangkan untuk penggunaan baterai, sepeda listrik menggunakan baterai isi ulang jenis Sealed Lead-Acid (SLA), Nickel-Cadmium (NiCad), Nickel-Metal hydride (NiMH) atau Lithium-ion polymer (Li-ion).
Jarak tempuh sepeda listrik tergantung kapasitas baterai, dan beban sepeda listrik. Hemat atau tidaknya, penggunaan baterai juga tergantung pada kecepatan dan beban tersebut, baterai akan cepat habis saat beban berat dan laju cepat, karena membutuhkan banyak energi.
Sepeda listrik atau e-bike juga memiliki sensor, gunanya untuk mengatur secara otomatis mematikan atau menyalakan motor listrik, mendeteksi kecepatan, menghitung kecepatan putaran pedal dan sepeda, dan masih banyak lagi fungsi lainnya.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga: Porsche Rilis e-Bike Cross dan Sport, Harga Rp 123 Jutaan