TEMPO.CO, Jakarta - Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menerangkan, pihaknya memiliki beberapa inisiatif untuk ekosistem kendaraan bertenaga listrik di Indonesia. Salah satunya memeratakan ekosistem kendaraan ramah lingkungan.
“Target kami, penggunaan 26 ribu kendaraan listrik pada 2025,” ujar dia dalam acara virtual Nexus Indonesia, Kamis, 15 April 2021.
Menurut Neneng, Grab sadar memiliki peran penting dalam ekosistem. Dan mengaku bahwa kolaborasi antar pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk suksesnya pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
Karena, kata Neneng, untuk pengembangannya perlu melihatkan banyak pihak, mulai dari penyediaan stasiun pengisian baterai, ada PLN dan Pertamina, termasuk swasta. Juga memerlukan solusi pemberdayaan biaya melalui Adira, dan yang tidak kalah penting produsen dan indsutri otomotif, seperti Hyundai, Gesit, dan Viar.
“Itu semuya adalah ekosistem yang harus dibangun sama-sama. Dan kami sudah mulai bekerja sama dengan mereka dalam dua tahun belakangan,” kata Neneng.
Pada 2019, Neneng berujar, sebelum pandemi Covid-19, pihaknya meluncurkan road map ecosystem kendaraan litrik yang bekerja sama dengan pemerintah. Program itu untuk mendukung kebijakan kendaraan listrik dan membantu pemerintah untuk mencpai target 20 persen transportasi di Indonesia berbasis listrik pada 2025.
“Hingga saat ini Grab Indonesia sudah mengoperasikan lebih dari 5.000 kendaraan listrik,” tutur Neneng.
Baca juga: Grab Indonesia Operasikan 20 Unit Mobil Listrik Hyundai Ioniq