Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Alasan Mengapa Pabrikan Jepang Tidak Antusias Kembangkan Mobil Listrik

Reporter

image-gnews
Pekerja sedang merakit mobil listrik EQS di Pabrik Sindelfingen di Jerman, 12 Mei 2021. (Mercedes-Benz/Carscoops)
Pekerja sedang merakit mobil listrik EQS di Pabrik Sindelfingen di Jerman, 12 Mei 2021. (Mercedes-Benz/Carscoops)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Arcandra Tahar bicara soal industri mobil listrik Jepang yang terkesan lamban. Arcandra berbagi informasi tersebut lewat akun media sosial Instagramnya, ia menilai di saat perusahaan automaker dunia tengah berlomba-lomba merancang mobil listrik atau biasa disebut EV paling efisien dan terjangkau, pabrikan mobil dan regulator Jepang malah seolah tidak berminat “nyemplung” ke dalam kompetisi tersebut.

“Sebut saja Toyota dan Honda. Sebagai market leader di dunia, Toyota dan Honda belum terlihat serius untuk bertanding di bidang EV,” tulis Arcandra seperti dikutip Tempo dari akun Instagramnya, Minggu 23 2021. 

Sementara itu, hanya Nissan, lewat the Leaf, yang sudah sempat masuk dalam kompetisi sejak sepuluh tahun terakhir dan berhasil menjual lebih dari setengah juta unit hingga tahun lalu. Bahkan di tahun 2020, angka penjualan Leaf hampir sama dengan penjualan Tesla.

“Kenapa Jepang terlihat tidak antusias berpartisipasi dalam usaha mengurangi efek negatif dari perubahan iklim ini. Apakah Jepang tidak percaya dengan kontribusi internal combustion engine (ICE) vehicle terhadap perubahan iklim? Atau ada sebab lain yang memaksa Japan automaker tetap berada dijalur selain EV?” ujar alumni ITB ini.

Arcandra mengatakan tidak ada yang tahu alasannya secara pasti, meskipun demikian menurutnya ada beberapa hal yang bisa dijadikan jawaban, alasan mengapa pabrikan Jepang terkesan lamban dan enggan berpartisipasi dalam menciptakan kendaraan berteknologi listrik yang ramah lingkungan.

“Pertama, Japan automaker mungkin belum percaya bahwa EV merupakan solusi terbaik untuk membantu mengurangi emisi gas buang,” ujar Arcandra menduga.

Menurut perusahaan automaker Jepang, mobil dengan kombinasi gasoline dan electric (hybrid) harus didorong dalam masa transisi dari mobil berbahan bakar fosil ke EV atau mobil listrik, strategi tersebut banyak sekali memakan dana. Sementara dana yang sudah dikeluarkan untuk mengembangkan mobil hybrid di Jepang perlu waktu untuk balik modal.

Alasan kedua, “Japan automaker mungkin belum melihat kebutuhan pasar yang significant terhadap EV,” tulis Arcandra Menteri ESDM Indonesia ini. Hal ini sesuai dengan fakta di lapangan, perlu diketahui volume penjualan mobil listrik kurang dari 3 persen dari total penjualan mobil secara global. Kurangnya minat konsumen terhadap EV atau mobil listrik ini mungkin disebabkan oleh harganya yang lebih mahal, jarak tempuh yang pendek dan lamanya waktu pengisian ulang daya.

“Ketiga, Japan automaker sudah agak telat untuk masuk ke gelanggang persaingan,” tulis Arcandra. Menurutnya, selain nama-nama besar yang sudah bertarung seperti General Motor, Volvo dan Mercedes, banyak pemain baru yang mulai masuk dan mampu bersaing dengan nama-nama besar tersebut seperti Tesla dan Nio dari Cina.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lebih lanjut Arcandra menjelaskan, dengan kompetisi yang ketat plus hadirnya sejumlah kompetitor baru, sepertinya susah bagi Automaker Jepang untuk bersaing dan mendatangkan profit atau keuntungan dari penjualan mobil listrik dengan mudah di masa mendatang. Itulah sebabnya, produsen mobil Jepang lebih memilih bertahan dengan teknologi hybrid.

Alasan keempat, “Japan automaker menganggap bahwa EV bukanlah teknologi yang ramah lingkungan kalau sumber energi listrik untuk charging berasal dari bahan bakar fosil,” kata Arcandra Tahar.

Menurut Arcandra, alasan mengapa automaker Jepang terkesan lamban dalam mengembangkan EV, karena menurut mereka mobil listrik hanya memindahkan kontribusi emisi gas buang dari mobil ke pembangkit listrik.

Apalagi pembangkit listrik di pabrik mobilnya juga berasal dari bahan bakar fosil. Alasan tersebut juga yang menjadi alasan automaker Jepang lebih memilih mengembangkan mesin dengan bahan bakar hydrogen.

Alasan kelima menurut Arcandra yaitu pemerintah Jepang mungkin belum siap untuk kehilangan lapangan pekerjaan karena teknologi mobil listrik lebih sederhana dan mudah untuk membuatnya. “Ekosistem dari supply chain untuk mobil yang berbasis bahan bakar fosil akan hancur yang berakibat kepada ekonomi negara. Jepang kelihatannya sedang menunggu waktu yang tepat untuk mengambil aksi,” tulis Arcandra.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca juga: Lamborghini Bertarung di Mobil Listrik, Investasi Fantastis demi Produk Unggulan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KBRI Tokyo Dukung Penguatan Literasi Bahasa Indonesia

22 jam lalu

Pedagang menyiapkan makanan laut untuk dijual di Pasar Luar Tsukiji di Tokyo, Jepang, 12 Agustus 2024. REUTERS/Willy Kurniawan
KBRI Tokyo Dukung Penguatan Literasi Bahasa Indonesia

Penguasaan Bahasa Indonesia dan Jepang akan semakin memperkuat hubungan masyarakat kedua negara.


Jepang akan Kerahkan Pesawat Militer untuk Evakuasi Warga dari Lebanon

2 hari lalu

Jepang akan Kerahkan Pesawat Militer untuk Evakuasi Warga dari Lebanon

Jepang mendesak warganya untuk meninggalkan Lebanon dan memutuskan untuk mempersiapkan penerbangan militer untuk kemungkinan evakuasi


Shigeru Ishiba Diunggulkan Gantikan Fumio Kishida Jadi Perdana Menteri Jepang

2 hari lalu

Shigeru Ishiba, anggota parlemen Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa di Jepang dan mantan Menteri Pertahanan Jepang, berbicara selama konferensi pers tentang partisipasinya dalam pemilihan kepemimpinan LDP untuk memilih pengganti Perdana Menteri Shinzo Abe, di Tokyo, Jepang 1 September 2020. [REUTERS/Issei Kato]
Shigeru Ishiba Diunggulkan Gantikan Fumio Kishida Jadi Perdana Menteri Jepang

Shigeru Ishiba saat ini sudah diputaran akhir untuk memenangkan pemilihan perdana menteri Jepang.


Mengenal Pulau Kucing Aoshima di Jepang, Dulu Desa Nelayan Terpencil

2 hari lalu

Kucing mengelilingi warga ketika mereka turun dari perahu di pelabuhan di pulau Aoshima, Prefektur Ehime, Jepang 25 Februari 2015. Kebanyakan kucing tersebut menempati rumah-rumah kosong dan melakukan aktivitas dengan bebas. REUTERS/Thomas Peter
Mengenal Pulau Kucing Aoshima di Jepang, Dulu Desa Nelayan Terpencil

Sebelum jadi pulau kucing, Aoshima merupakan desa nelayan terpencil yang berkembang pesat berkat banyaknya ikan sarden di perairan sekitarnya.


Pulau Kucing Populer di Jepang Diperkirakan Tak Bertahan Lama Lagi , Ini Sebabnya

2 hari lalu

Kerumunan kucing memenuhi jalan menuju dermaga di Pulau Aoshima, Prefektur Ehime, Jepang, 25 Februari 2015. Sekumpulan kucing mendominasi sebuah pulau terpencil di selatan Jepang, dengan perbandingan populasi sekitar enam banding satu. REUTERS/Thomas Peter
Pulau Kucing Populer di Jepang Diperkirakan Tak Bertahan Lama Lagi , Ini Sebabnya

Aoshima, salah satu pulau kucing di Jepang, dihuni ratusan kucing, lebih banyak dari pada penduduknya yang hanya belasan.


Terpidana Mati Terlama di Dunia Dibebaskan Jepang setelah Dibui 46 Tahun

3 hari lalu

Mantan terpidana mati Jepang Hamakada Iwao (kiri) kembali ke kampung halamannya, 27 Mei 2014. Dok.amnesty.org.uk/The Asahi Shimbun
Terpidana Mati Terlama di Dunia Dibebaskan Jepang setelah Dibui 46 Tahun

Iwao Hakamada, terpidana mati terlama di dunia dibebaskan setelah pengadilan Jepang memutuskan bahwa bukti-bukti dakwaannya telah dipalsukan.


Korban Sterilisasi Paksa di Jepang Terima Kompensasi Rp1,5 Miliar

4 hari lalu

Bendera besar Jepang dibentangkan di atas lapangan saat berlangsungnya Upacara penutupan Olimpiade 2016 di Maracana, Rio de Janeiro, Brasil, 21 Agustus 2016. REUTERS
Korban Sterilisasi Paksa di Jepang Terima Kompensasi Rp1,5 Miliar

Kebijakan sterilisasi paksa yang dilakukan di bawah UU perlindungan eugenika Jepang, berlaku pada 1948-1996


Top 3 Tekno: Jess No Limit di Antara Gempa Cianjur Selatan dan Tsunami Kecil di Jepang

5 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Top 3 Tekno: Jess No Limit di Antara Gempa Cianjur Selatan dan Tsunami Kecil di Jepang

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Rabu pagi ini, 25 September 2024, didominasi berita peristiwa gempa.


Gempa M5,9 di Jepang Picu Tsunami 0,5 Meter, Karena Gunung Api Bawah Laut?

5 hari lalu

Titik pusat gempa yang memicu tsunami 0,5 meter di Jepang, Selasa 24 September 2024.  BMKG memastikan tsunami tak berdampak ke wilayah Indonesia. BMKG
Gempa M5,9 di Jepang Picu Tsunami 0,5 Meter, Karena Gunung Api Bawah Laut?

Dari sebelumnya diminta waspada untuk prediksi setinggi satu meter, tsunami benar datang dan mencapai, antara lain, Pulau Hachijo setinggi 50 cm.


Info Terkini Gempa M5,7 di Zona Megathrust Izu-Ogasawara Jepang Picu Peringatan Tsunami

5 hari lalu

Gempa di Kepulauan Izu, Jepang, pada hari Selasa, 24 Agustus 2024, pukul 06:14:21 WIB. (BMKG)
Info Terkini Gempa M5,7 di Zona Megathrust Izu-Ogasawara Jepang Picu Peringatan Tsunami

Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal yang dipicu aktivitas subduksi lempeng pada zona megathrust Izu-Ogasawara.