TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) akan menghadirkan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Ada tiga SPKLU yang dikembangkan dan dua di antaranya sudah beroperasi.
Menurut Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati, peluncuran SPKLU ini sebagai bentuk dukungan program pemerintah dalam pengembangan kendaraan listrik di Tanah Air. Terlebih saat ini sektor transportasi menyumbang sekitar 23 persen dari emisi karbon.
"Saat ini Pertamina bersama BPPT tengah mengembangkan tiga unit SPKLU di mana dua di antaranya masih dalam proses merampungkan perizinan," kata Nicke dalam siaran pers yang diterima Tempo, Jumat, 6 Agustus 2021.
"Dua lokasi ini sudah bisa dioperasikan dan bisa digunakan gratis, dan akan dikomersialisasikan setelah perizinan selesai," tambahnya.
Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan SPKLU ini akan memberi kontribusi pada ekosistem penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Indonesia. Pasalnya saat ini Indonesia masih harus mengimpor bahan bakar minyak (BBM) yang menyedot devisa negara.
Bahkan menurut Riza, implementasi KBLBB akan menurunkan impor BBM terutama impor bensin sebesar 51 juta barel pada 2020 dan 370 juta barel pada 2050.
"Memang bukan hal mudah mentransformasikan penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai karena masih ada hambatan dari segi teknologi, namun inilah yang sedang dialami semua negara secara global,” kata Riza.
BPPT dan Pertamina menambah dua stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang beroperasi di Lenteng Agung dan MT Haryono, setelah sebelumnya telah ada di Fatmawati, Jakarta.
Baca juga: Pertamina Buka Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum