TEMPO.CO, Jakarta - CEO BMW Oliver Zipse menjelaskan bahwa penghentian mobil bensin atau kendaraan pembakaran internal secara cepat tidak akan berpengaruh bagi lingkungan. Hal itu dikarenakan mesin pembakaran internal (ICE) masih populer di kalangan masyarakat.
Dengan begitu, Zipse menyarankan agar penghentian mobil bensin harus dilakukan secara bertahap dan terencana. Menurutnya, jika BMW secara tiba-tiba menghentikan produksi kendaraan ICE, hal itu tidak akan bermanfaat bagi lingkungan.
“Jika Anda mencoba untuk melarang teknologi ini (ICE) di Jerman dan Eropa, tetapi pasar dunia tidak sejauh itu, Anda juga akan kehilangan teknologi ini di pasar dunia. Itu sebabnya kami juga memperingatkan agar tidak melakukan ini terlalu dini.”
“Akan berbahaya jika Anda menyerah begitu saja pada teknologi, di mana Anda memiliki posisi di pasar global. Saya tidak berpikir itu akan membantu iklim atau siapa pun," katanya seperti dikutip dari Hindustan Times.
BMW diketahui belum menetapkan batas waktu khusus untuk menghentikan produksi mobil bensin. Kepala Pengembangan BMW, Frank Weber menekankan bahwa pengembangan infrastruktur untuk mobil listrik harus ditekankan lebih dulu sebelum beralih ke era elektrifikasi.
“Untuk elektrifikasi, pertanyaannya bukan kapan mesin pembakarannya dihentikan. Pertanyaannya adalah: ‘Kapan sistem siap menyerap semua kendaraan baterai-listrik itu?’ Ini tentang pengisian infrastruktur, energi terbarukan. Apakah orang-orang siap? Apakah sistem sudah siap? Apakah infrastruktur pengisian sudah siap?," tegas dia.
Lebih lanjut, Weber menerangkan bahwa BMW bakal mencoba untuk menghadirkan teknologi pada generasi baru mesin bensin dan diesel yang bisa mengurangi tingkat emisi karbon.
Baca: Produksi Mobil Listrik Hatchback BMW i3 Dihentikan, Apa Alasannya?
HINDUSTAN TIMES
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.