TEMPO.CO, Jakarta - Produksi truk pikap Ford F-150 di pabik Kansas City, Amerika Serikat, dilaporkan dihentikan selama kurang lebih satu minggu. Itu terjadi ketika industri otomotif secara global mengalami masalah krisis chip semikonduktor.
Secara resmi Ford menyatakan penghentian produksi pada model tersebut pada 14 Februari 2022 kemarin. Namun dapat dipastikan bahwa pabrik mereka di Dearborn, Michigan, Amerika Serikat, tetap menjalankan produksi sebagaimana mestinya.
Melansir dari situs Hindustan Times hari ini, Minggu, 27 Februari 2022, truk pikap Ford F-150 merupakan yang terlaris perusahaan bersama dengan kendaraan utilitas besar dan van lainnya. Bisa dikatakan bahwa model ini mampu memberikan kontribusi keuntungan yang signifikan pada penjualan mobil Ford secara global.
Laporan yang sama juga menyebutkan bahwa awal bulan ini beberapa produsen kendaraan roda empat yang berasis di AS mengalami penurunan penjualan. Masalah ini pun dihubung-hubungkan dengan masalah rantai pasokan dan kelangkaan semikonduktor.
Ford sendiri dikabarkan memisahkan bisnis antara mobil konvensial dengan kendaraan listrik. Hal itu dilakukan agar produsen asal Amerika Serikat ini bisa memiliki penilaian yang dokus pada segmennya.
“Kami fokus pada rencana Ford+ kami untuk mengubah perusahaan dan berkembang di era baru kendaraan listrik dan terhubung ini. Kami tidak memiliki rencana untuk melepaskan bisnis kendaraan listrik baterai kami atau bisnis ICE tradisional kami,” kata CEO Ford Jim Farley.
Masalah krisis chip ini diprediksi semakin memburuk setelah terjadinya konflik Rusia dan Ukraine beberapa hari lalu. Menurut perusahaan riset pasar di California, Techcet, kelangkaan semikonduktor ini bisa lebih panjang akibat perang Rusia Ukraina, meski saat ini (chip) perlahan-lahan mulai pulih.
Sekedar informasi tambahan, Rusia dan Ukraina merupakan negara yang penghasil gas neon dan paladium yang digunakan untuk membuat chip semikonduktor. Informasi itu disampaikan langsung oleh perusahaan riset pasar di California, Techcet.
Baca: Konflik Rusia Ukraina Berpotensi Memperburuk Krisis Chip
HINDUSTAN TIMES
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.