TEMPO.CO, Jakarta - Redaksi otomotif Tempo.co kembali diberikan kesempatan untuk menguji atau test drive mobil listrik mungil Wuling Air ev. Mobil yang kami coba adalah tipe Long Range dengan jarak tempuh hingga 300 km.
Ini adalah test drive ketiga yang sudah kami lakukan, hanya saja, di sesi test drive pertama dan kedua sangat terbatas waktunya. Di sesi ini kami mencoba berbagai hal menarik yang ditawarkan pada Air ev. Satu di antaranya adalah kemudahan pengisian daya kembali baterainya.
Kebetulan, saat mobil tiba di rumah, baterai tersisa 39 persen. Lalu kami mengisi daya (listrik 5.500 watt) mulai pukul 13.00 WIB hingga pukul 19.30 WIB atau 6,5 jam. Saat kami lepas portable charger bawaan pabrik, kapasitas baterai pada posisi 82 persen. Artinya dalam waktu 6,5 jam itu kapasitas baterainya bertambah 43 persen.
Lama juga ya. Ok, ini disebabkan pada sore hari mulai pukul 16.00 WIB biasanya penggunaan listrik di rumah meningkat, terutama untuk perangkat elektronik dan lampu di rumah.
Video first drive Wuling Air ev:
Otomatis arus listrik (AC) yang masuk ke baterai pada saat pengisian daya di sore dan malam hari berkurang. Semakin malam akan semakin lambat karena penggunaan listrik untuk perangkat rumah tangga semakin banyak.
Baca juga: Biaya Perawatan Wuling Air EV hingga 100 Ribu Km hanya Rp 3,9 juta
Kami juga mencoba untuk mengisi daya di pagi hari, hasilnya jauh lebih cepat karena penggunaan listrik rumah tangga di pagi hingga siang hari lebih sedikit.
Jadi menurut kami, sekali charges seharian dan bisa melaju 300 km bisa digunakan untuk mobilitas jarak pendek seperti mengantar anak sekolah, ke pasar, ke kantor, atau ke mall, dalam waktu seminggu dengan jarak tempuh rata-rata 30-40 km per hari.
Pengalaman mengemudi
Nah, ketika baterai sudah penuh, waktunya kami membawa si kecil ini jalan-jalan keliling Jakarta. Secara umum, mengemudikan mobil ini sangat menyenangkan. Terutama saat berada di tengah kepadatan lalu lintas atau saat menyusuri jalanan sempit.
Dimensi yang imut membuat Air ev mudah untuk dikendarai. Gesit bermanuver, mudah dalam melakukan putar balik (u-turn), dan yang kami suka adalah mudah ketika parkir. Oh iya, Air ev memiliki dimensi panjang 2.974 mm, lebar 1.505 mm, tinggi 1.631 mm, dan jarak sumbu roda 2.010 mm.
Pengalaman menarik lainnya selama mengemudi mobil ini adalah desain kokpit dan model boxy yang membuat visibilitas pengemudi menjadi sangat luas, baik pandangan ke depan, samping kiri-kanan, dan ke belakang. Desain ini mampu mengurangi blid spot pengemudi.
Akselerasi mobil ini juga menyenangkan dan kami cukup impresif karena bisa mencapai kecepatan tinggi (dari titik nol) dalam waktu singkat. Hal ini disebabkan oleh motor listrik berkekuatan 30 kW yang dipasang di roda belakang, menghasilkan torsi instan yang membuat laju mobil lebih bertenaga sejak di putaran bawah.
Wuling Air ev, 8 Oktober 2022. TEMPO/Wawan Priyanto
Kami juga mencoba menginjak pedal gas dalam-dalam, hasilnya, kecepatan puncak mentok di angka 106 km per jam. Biasanya top speed mobil listrik memang dibatasi untuk alasan keamanan, apalagi untuk mobil Air ev dengan dimensi kecil dan bodi boxy.
Ada tiga pilihan mengemudi yang terdapat pada mobil ini, yakni Eco, Normal, dan Sport. Eco tentu saja untuk mengemudi hemat energi, dan menurut kami dengan Eco mode sudah lebih dari cukup untuk penggunaan sehari-hari.
Hanya saja, pedal gas rasanya terlalu dekat dengan pedal rem dengan karpet tebal pada sisi kanan (dinding ban depan di lantai kokpit pengemudi).
Di sektor kaki-kaki, terus terang kami sempat meragukan kemampuan Air ev ini melihat ban berukuran 12 inci (145/70R12) yang terlihat sangat kecil. Namun, pada saat digunakan untuk melintasi jalanan dengan permukaan dari paving block masih sangat nyaman, daya redam suspensi McPherson (depan) + 3-link coil spring (belakang) cukup bisa diandalkan.
Daya tampung penumpang
Mobil sekecil Air ev bisa menampung berapa penumpang? Bagaimana ruang kaki penumpang belakang jika disi orang dewasa? Menurut kami, insinyur Wuling sangat baik dalam mendesain ruang kabin Air ev.
Secara keseluruhan cukup nyaman dan lapang meski diisi empat penumpang dewasa. Ketika membawa empat penumpang, ruang bagasi otomatis lebih sempit. Wuling menyiasatinya dengan memasang pengait untuk mengantung barang belanjaan di dashboard.
Tampak atas interior mobil listrik Wuling Air EV. Harga Wuling Air EV diperkirakan mulai Rp 250 jutaan (standard range) dan Rp 300 juta (long range). Foto: Wuling Motors Indonesia
Hal ini disebabkan oleh desain Air ev yang boxy sehingga bisa mengatur posisi tempat duduk lebih tinggi yang membuat ruang kaki juga lebih lapang. Kursi penumpang depan dan pengemudi bisa diatur maju mundur untuk memaksimalkan kenyamanan penumpang di kursi baris kedua.
Kursi baris kedua dapat dilipat dengan konfigurasi 50:50 maupun dilibat seluruhnya untuk memaksimalkan ruang bagasi.
AC Mobil
Penyejuk udara atau Air Conditioner (AC) pada Air ev memerlukan waktu yang sedikit lebih lama dibanding mobil listrik kompetitor.
Kemungkinan ini dimaksudkan untuk menghemat baterai, meski pada saat pertama kali menyalakan AC juga sudah ada opsi untuk kipas dan pendingin ke level tertinggi. Jadi harus sedikit bersabar untuk bisa mencapai suhu yang sejuk, terutama di saat panas terik.
Sistem Audio
Sebagai penikmat musik, sistem audio bawaan Air ev menurut kami biasa saja, terutama output suara yang dihasilkan oleh speakernya. Sedangkan untuk head unit (LCD monitor) kami acungi jempol karena memang keren.
Untuk suara, paling tidak cukup untuk memutar musik favorit. Kemungkinan banyak pemilik Air ev yang nantinya memilih untuk upgrade perangkat audionya.
Transmisi Single Reduction Gear
Catatan penting untuk mereka yang baru mengemudikan Air ev adalah bahwa mobil ini menggunakan sistem transmisi otomatis Singe Reduction Gear.
Pada prinsipnya, cara kerjanya sama dengan transmisi otomatis mobil konvensional. Hanya saja, di sistem ini atau di Air ev, saat tombol transmisi di putar ke 'R' maupun 'D', mobil seperti masih dalam posisi 'N' atau gigi netral. Mobil baru bergerak maju atau mundur ketika pedal gas ditekan.
Panel transmisi model putar pada Wuling Air EV. Foto: Wuling Motors Indonesia
Dengan situasi ini, mobil dapat bergerak maju atau mundur mengikuti kontur jalan tanpa kita sadari.
Untungnya, Air ev dilengkapi dengan fitur Auto Hold yang sangat membantu ketika mobil dalam situasi stop & go di jalanan menanjak atau turunan. Ketika pedal rem diinjak dalam-dalam hingga mobil berhenti total, maka sistem Auto Hold ini bekerja menahan mobil agar tidak meluncur saat di tanjakan/turunan.
Pengisian daya
Air ev dirancang sebagai mobil listrik yang mudah untuk pengisian daya baterainya. Tidak terlalu tergantung dengan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Jadi, mobil ini bisa diisi daya di mana saja menggunakan listrik rumahan (arus AC). Misalnya, di rumah maupun kantor, tanpa memerlukan charging pile. Semudah mengisi daya baterai laptop atau handphone.
Hanya saja, saat ini Air ev belum bisa diisi daya menggunakan fast charging (arus DC)di SPKLU.
Menurut Product Planning Wuling Motors Indonesia Danang Widiatmoko kepada Tempo pada 25 Agustus lalu, input pengisian daya baterai mobil listrik Wuling Air EV terbatas pada 2.2 kW untuk tipe Standard Range dan 6.6 kW untuk Long Range karena harga komponen yang bisa mempercepat proses isi ulang daya baterai masih sangat mahal.
Indikator baterai mobil listrik Wuling Air ev, 8 Oktober 2022. TEMPO/Wawan Priyanto
Untuk tipe Standard Range dengan baterai berkapasitas 17,3 kWh, lama pengisian daya mencapai 8,5 jam dengan asupan listrik 2.0 kW (AC). Jarak tempuhnya hingga 200 km.
Sedangkan untuk tipe Long Range memiliki baterai berkapasitas 26,7 kWh. Lama pengisian dayanya 4 jam dengan asupan 6.6 kW (AC). Mobil ini bisa melaju hingga 300 km.
Catatan lainnya adalah tidak adanya informasi berapa besar arus listrik yang masuk ke baterai saat melakukan pengisian daya.
Nilai positifnya, pengisian daya menggunakan arus listrik AC ini bisa membuat baterai kendaraan listrik berumur lebih panjang.
Biaya setrum
Air ev Stadard Range dilengkapi baterai 17,3 kWh. Sedangkan Long Range 26,7 kWh. Tinggal dihitung saja jumlah kWh dikalikan biaya per kWh.
Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), biaya pengisian daya kendaraan listrik sekitar Rp 1.650 per kWh sampai dengan Rp 2.466,7 per kWh.
Wuling Air ev, 8 Oktober 2022. TEMPO/Wawan Priyanto
Sedangkan untuk di rumah menggunakan tarif listrik rumah tangga. Misalnya, di DKI Jakarta tarif per kWh adalah Rp 1.444,7, dikalikan kapasitas baterai Air ev 17,3 kWh tipe Standard Range dan 26,7 kWh tipe Long Range.
Tipe Standard Range memerlukan biaya Rp 24.993 dari 0 hingga 100 persen dan dapat digunakan untuk berkendara hingga 200 km. Sedangkan tipe Long Range memerlukan biaya Rp 38.573, bisa untuk melaju hingga 300 km.
Kesimpulan
Hadirnya Air ev membuat konsumen di Indonesia sadar bahwa mobil listrik bisa dijual dengan harga yang kompetitif. Untuk saat ini, harga Wuling Air ev menjadi yang termurah di antara mobil listrik yang sudah diproduksi dan dipasarkan secara massal. Air ev ditawarkan dengan harga Rp 238 juta (Standard Range) dan Rp 295 juta (Long Range). Masih di bawah Rp 300 juta.
Pengisian daya yang mudah ini juga menjadi nilai lebih bagi Air ev. Alangkah bagusnya jika di next gen Air ev Wuling melengkapinya dengan fitur fast charging. Biaya setrum yang murah bisa menjadi solusi menggembirakan ketika harga bahan bakar melambung tinggi seperti sekarang ini.
Satu lagi, mobil listrik seperti Wuling Aie ev bebas ganjil genap sehingga dapat diandalkan untuk mereka yang memiliki agenda di pagi maupun sore hari di jalanan yang menerapkan sistem ganjil genap.
Jadi gimana? Sudah siap untuk mengganti kendaraan bensin ke listrik?
Baca juga: Wuling Air EV Geser Posisi Hyundai Ioniq 5 sebagai Mobil Listrik Terlaris
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.