TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pihak saat ini telah berusaha untuk mempercepat era elektrifikasi di Indonesia demi menyambut net zero Emission (NZE). Dalam hal ini beberapa pihak turut menjalin kerja sama, yakni pemerintah, pelaku industri otomotif dan universitas.
Pemerintah telah memberikan berbagai kebijakan agar masyarakat beralih menggunakan kendaraan listrik. Bahkan setiap konsumen yang melakukan pembelian motor listrik dan mobil listrik bakal mendapatkan insentif.
Sedangkan pelaku industri otomotif saat ini mulai gencar mempersiapkan produk kendaraan elektrifikasinya. Akan tetapi, dalam menyambut net zero emission, tidak melulu soal produksi kendaraan listrik.
Hal itu dibenarkan langsung oleh Staf Khusus Menko Perekonomian Bidang Pengembangan Industri dan Kawasan I Gusti Putu Suryawirawan. Dirinya menjelaskan bahwa industri harus memperhitungkan berapa emisi yang dikeluarkan dalam setiap pembuatan kendaraan listrik.
“Kita sekarang semua dituntut menuju kendaraan zero emmission. Tapi kita harus memikirkan, saat membuat kendaraan listrik berapa emisi yang dikeluarkan. Saya belum lihat kajian tentang seberapa besar emisi yang dikeluarkan dari proses pembuatan kendaraan listrik,” ujar dia dalam acara virtual.
Sementara itu Rektor Universitas Teknologi Bandung (ITB) Reini Wirahadikusumah turut angkat bicara mengenai emisi karbon. Dirinya menilai bahwa NZE tidak bisa dicapai tanpa adanya kerja sama pihak terkait.
“Untuk mencapai tujuan Net Zero, tidak mudah. Kita harus merencanakan strateginya. Dan itu tentu saja membutuhkan kerja sama semua pihak. Beberapa upaya yang dilakukan ITB untuk elektrifikasi adalah mengembangkan kendaraan listrik dan juga pengembangan tenaga surya, hingga bioavtur.
Baca juga: Cetak Gol ke Gawang Prancis, Wahbi Khazri Sempat Juara Balap Gokart
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto