TEMPO.CO, Jakarta - Kaleidoskop 2022 mencatat bahwa tahun ini menjadi momen pemulihan industri otomotif di Tanah Air setelah terhantam pandemi Covid-19 sejak awal 2020.
Tahun ini bahkan menjadi salah satu momen kembalinya beberapa merek mobil yang pernah hengkang dari Indonesia di masa lalu.
Tempo mencatat dua merek mobil dunia yang come back ke pasar Indonesia, yakni Subaru dan Citroen.
Berikut kaleidoskop 2022 come back-nya Subaru dan Citroen di Indonesia:
Subaru
Pada Mei 2022, PT Plaza Auto Mega selaku pemegang merek APM Subaru di Indonesia, meluncurkan mobil terbaru mereka All New Subaru Forester. Kehadiran mobil baru ini menjadi penanda kembalinya pabrikan mobil Jepang ini di Indonesia.
Subaru langsung tancap gas dan menjanjikan akan mendirikan 10 jaringan dealer dalam lima tahun mendatang. Mulai tahun depan, pembukaan dealer mobil baru akan dikhususkan di wilayah Jakarta dan Pulau Jawa.
Di tahun kembalinya ke Indonesia, Subaru juga untuk pertama kalinya berpartisipasi dalam ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022. Dalam pameran otomotif tahunan ini, Subaru meluncurkan dua mobil barunya, yakni All New Subaru XV dan mobil sport All New Subaru BRZ.
Kendati sudah memiliki beberapa model untuk dipasarkan di Indonesia, namun Subaru masih enggan memasang target penjualan di Tanah Air.
"Untuk target penjualan sendiri, karena kami baru kembali setelah sekian tahun Subaru vacuum di Indonesia, kami belum menargetkan penjualan," kata Chief Operating Officer (COO) Subaru Indonesia Arie Christopher, beberapa waktu lalu.
Arie mengatakan konsumen Subaru adalah market niche dan unik, tidak seperti pabrikan mobil pada umumnya. Tujuan awal Subaru setelah comeback di Indonesia adalah menghadirkan kepercayaan masyarakat terhadap brand Subaru.
Citroen
Merek mobil Prancis, Citroen, kembali hadir di Indonesia setelah hengkang pada 1994. Citroen akan meramaikan pasar otomotif dalam negeri melalui distributor tunggal Indomobil Group.
"Citroen sangat percaya bahwa mobilitas harus dapat diakses oleh semua orang dan kami ingin menawarkan lebih banyak pilihan yang memberikan kebebasan mobilitas kepada masyarakat Indonesia," kata CEO Citroen Vincent Cobee, beberapa waktu lalu.
Anak usaha Indomobil, PT Indomobil Wahana Trada, akan memasarkan mobil Citroen serta memberikan layanan purna jual. Kehadiran Citroen imi setelah Stellantis, perusahaan induk Citroen, melihat peluang yang besar di pasar otomotif di Indonesia
Citroen memboyong tiga model mobil baru di Indonesia, yakni Citroen C5 Aircross, New C3, dan mobil listrik e-C4. Ketiganya telah dipasarkan di Eropa, bahkan Citroen C3 dan C5 sudah mengaspal dan diproduksi di India.
Mobil Citroen pertama kali berlalu lalang di jalanan Indonesia pada awal 1960-an, melalui individu seperti diplomat dan ekspatriat. Salah satunya oleh para insinyur Prancis yang dipekerjakan dalam proyek pembangunan Waduk Jatiluhur di Purwakarta, Jawa Barat, pada 1957-1967.
Pada 1968, Citroen hadir secara resmi di Indonesia melalui PT Alun sebagai agen pemegang merek (APM) Citroen di Indonesia. Lalu pada 1975, PT Alun mendirikan pabrikan perakitan Citroen di Cakung, Jakarta Timur. Pada 1975-1985, Citroen kembali dibawa oleh insinyur Prancis yang dipekerjakan pada proyek Bandara Cengkareng, kini disebut Bandara Soekarno-Hatta.
Pada 1991, di Prancis, Citroen diakuisisi oleh Peugeot lalu bergabung dalam PSA Peugeot Citroen. Kemudian pada 1994 Citroen resmi hengkang dari Indonesia. Selanjutnya, pada 2016 PSA Peugeot Citroen berganti nama menjadi Groupe PSA (PSA Grup) atau Stellantis, dengan nama resmi Peugeot SA (Peugeot Societe Anonyme).
Baca: Kaleidoskop 2022: 16 Pembalap Indonesia Naik Podium di Ajang Internasional
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.