TEMPO.CO, Jakarta - Nissan akan meluncurkan dan memproduksi massal kendaraan listrik pertamanya dengan menggunakan teknologi baterai solid-state. Nantinya mobil listrik tersebut baru akan diluncurkan pada 2028.
"Kami ingin menurunkan biaya (dibanding baterai Lithium-ion) sebesar 50 persen, menggandakan kepadatan energi, dan menawarkan kecepatan pengisian tiga kali lipat," kata wakil presidem senior Nissan untuk penelitian dan pengembangan di Eropa, David Moss, dikutip dari laman Autoblog hari ini, Senin, 6 Februari 2023.
Sebenarnya, saat ini beberapa pabrikan mobil dan pemasok sedang mengembangkan baterai solid-state. Moss menjelaskan bahwa dalam pengembangan baterai tersebut, Nissan tidak memerlukan cairan elektrolit.
"Beberapa baterai solid-state masih memiliki elektrolit cair, dan ini menjadi masalah, karena cairan itu mendidih. Efisiensi energi dalam penyimpanan dan transfer daya yang ada di dalam baterai akan terpengaruh," ujarnya.
Baterai solid-state masih dalam tahap prototipe, namun baterai ini dijanjikan mampu memberikan beberapa keunggulan dibandingkan dengan jenis Lithium-ion. Salah satu yang diunggulkan adalah pengisian dayanya yang cepat.
Dalam pengembangan kendaraan listrik baru tersebut, Nissan telah menghabiskan biaya mencapai 7,8 miliar Euro (Rp 125 triliun). Mobil listrik pertama Nissan yang diproduksi secara massal adalah Leaf yang meluncurkan pada 2010. Perusahaan berencana menghabiskan tambahan dana 15,6 miliar Euro (250 triliun) di tahun-tahun mendatang.
DICKY KURNIAWAN | AUTOBLOG
Baca Juga: Pengguna Motor Listrik Pakai SIM C Golongan Apa? Begini Penjelasan Polri
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto