TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus atau steward Formula 1 mengakui kesalahannya saat bertugas di Grand Prix F1 Singapura pada 17 September 2023. Itu dikarenakan steward tidak memberikan sanksi penalti grid kepada Max Verstappen (Red Bull Racing).
Verstappen dinilai menghambat atau menghalangi Yuki Tsunoda (AlphaTauri) di sesi kualifikasi F1 Singapura 2023 akhir pekan lalu. Selain Tsunoda, Verstappen di momen lainnya juga menghalangi Logan Sargeant (Williams).
Insiden tersebut membuat pembalap berkebangsaan Belanda tersebut mendapatkan dua teguran dari tiga insiden yang ditinjau steward. Akan tetapi, sang pembalap bebas dari hukuman penalti grid di Formula 1 Singapura 2023.
Melansir Reuters hari ini, Sabtu, 23 September 2023, Matteo Perini menjadi satu-satunya pengurus dari empat steward di F1 Singapura yang mengakui kesalahan tersebut. Steward yang juga akan bertugas di Formula 1 Jepang ini mengatakannya dalam pertemuan dengan manajer tim di Suzuka.
Karena biasanya, menghalangi pembalap lain di sesi kualifikasi Formula 1 dapat menyebabkan penurunan grid sebanyak tiga posisi. Akan tetapi, Max Verstappen lolos dari hukuman tersebut pada Grand Prix F1 Singapura 2023.
Menanggapi hal tersebut, Lando Norris (McLaren) mengatakan bahwa pembalap harus dihukum lebih berat karena menghalangi lawannya. Dirinya juga mempertanyakan kenapa Verstappen bisa lolos dari sanksi.
Hal senada juga diutarakan oleh George Russell (Mercedes), di mana ia menyebutkan bahwa steward mengambil keputusan yang salah. “Tidak masalah jika Anda memimpin kejuaraan atau menjadi yang terakhir, jika Anda menghalangi seseorang, Anda harus dihukum karenanya,” kata dia, dikutip dari Reuters.
Pembalap yang menerima penalti di Grand Prix Formula 1 Spanyol, Pierre Gasly juga bingung dengan keputusan steward. “Mungkin sekarang diperbolehkan. Saya belum tahu, nanti saya tanya,” ujar dia.
Sekedar mengingatkan kembali, Max Verstappen memulai balapan Formula 1 Singapura 2023 di peringkat ke-11. Rekan setim Sergio Perez tersebut tak mampu meraih podium di akhir balapan setelah hanya bisa finis di P5.
Pilihan Editor: Pembalap Harus Bayar 20,8 Persen Pajak Penghasilan di MotoGP India
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto