TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setiyadi memberikan tanggapan terkait insentif motor listrik konversi yang naik dari Rp 7 juta menjadi Rp 10 juta. Menurut dia, penambahan insentif ini akan mengurangi biaya konversi motor listrik.
"Subsidi Rp 10 juta ini menarik sekali, karena biaya untuk konversi masih lumayan, terutama di baterai kisaran Rp 7 sampai Rp 8 juta, biaya material, dan biaya lainnya," kata Budi, dikutip dari Tempo.co hari ini, Sabtu, 11 November 2023.
Budi mengatakan bahwa penambahan insentif konversi motor listrik ini bisa membantu masyarakat, terutama ojek. Dia juga berharap kenaikan insentif ini dapat berjalan tanpa hambatan.
"Untuk eksekusi subsidi ini kan butuh legalitas, mungkin dari DPR, Kemenkeu (Kementerian Keuangan), dan Kementerian Maritim barang kali ya. Mudah-mudahan proses ini bisa lancar," ucapnya.
Dia juga mengatakan bahwa kenaikkan insentif motor listrik konversi ini sejalan dengan visi dan amanat pemerintah bahwa sebetulnya motor listrik bukan untuk menambah jumlah kendaraan listrik di Indonesia.
"Mungkin ada keseimbangan, dalam arti sepeda motor listrik ini kalau dikonversikan akan mengurangi sepeda motor konvensional, yang melibatkan polusi udara yang cukup banyak juga," ujar Budi.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan insentif motor listrik konversi dari Rp 7 juta menjadi Rp 10 juta. Sementara untuk insentif motor listrik baru masih tetap Rp 7 juta.
"Rp 10 juta yang diputuskan untuk konversi , mulai sekarang juga jalan. Kalau motor baru sama motor bekas kan mesti lain," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif.
DICKY KURNIAWAN | DEFARA DHANYA PARAMITHA
Pilihan Editor: Insentif Motor Listrik Konversi Naik Jadi Rp 10 Juta
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto