TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah terus melakukan percepatan terhadap penjualan kendaraan ramah lingkungan, termasuk motor listrik. Salah satu caranya dengan memberikan insentif motor listrik baru sebesar Rp 7 juta.
Meski begitu, hingga saat ini insentif motor listrik masih belum terlalu dimanti oleh masyarakat. Dikutip dari laman Sisapira, Kamis, 23 November 2023, dari kouta 200.000 yang disediakan pemerintah saat ini masih tersisa 186.073.
Direktur Utama PT Wika produsen motor listrik Gesits, Benardi Djumiril mengakui sepinya peminat terhadap motor listrik meski telah diberikan insentif. Namun dia menyebut hal tersebut hanya masalah waktu.
“Menurut kami bukan tidak laku ya, semua butuh proses panjang. Tidak bisa dalam satu malam langsung habis,” ungkap Bernardi dalam acara Tempo Energy Day, Selasa, 21 November 2023.
Benardi yakin penjualan motor listrik di Indonesia akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Namun semuanya berjalan perlahan dan tidak terburu-buru.
“Bayangkan, saat ini sudah ada sekitar 16 merek motor listrik dengan lebih dari 30 jenis. Bagaimana bisa secepat itu masyarakat menentukan terbaik untuk mereka,” tambah dia.
Menurutnya, masyarakat saat ini sedang dalam proses seleksi terhadap motor apa yang akan mereka beli. Mengingat program bantuan dari Presiden Jokowi hanya berlaku satu NIK buat satu sepeda motor listrik.
Kendati demikian, Bernardi menilai jika banyaknya pilihan motor listrik subsidi adalah sebuah momentum bagus. Sehingga dapat merangsang masyarakat beralih dari kendaraan konvensional ke kendaraan elektrifikasi.
Akan tetapi tak bisa langsung semua berbondong-bondong beralih. Jadi masih membutuhkan waktu panjang guna memaksimalkan. “Masyarakat perlu waktu untuk mencerna, pilih-pilih merek, spesifikasi, fitur, termasuk harga jual serta edukasi terus menerus semua pihak,” tutup Bernardi.
Pilihan Editor: CR-V RS e:HEV Dipajang, Simak Promo Honda di GIIAS Bandung 2023
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto