TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita melaporkan serapan insentif motor listrik mencapai 11.532 unit atau sekitar Rp 78 miliar sepanjang 2023. Jumlah tersebut masih jauh dari kuota yang ditargetkan, yakni 200 ribu unit dengan anggaran Rp 1,4 triliun.
Agus Gumiwang menjelaskan bahwa rendahnya serapan subsidi motor listrik tersebut disebabkan oleh kemampuan baterai kendaraan dan lamanya waktu pengisian.
"Bagi konsumen mobil dan motor listrik, salah satu yang penting kan baterai. Baterainya harus bisa memiliki durasi yang lama, yang panjang, baterainya harus bisa mudah di-charge,” kata dia seperti dikutip Tempo dari Antara hari ini, Rabu, 3 Januari 2024.
“Charge-nya juga kalau untuk mobil harus cepat, kalau charge 3-4 jam itu dianggap lama maka sekarang teknologi akan bisa membuat charge mobil lebih cepat. Jadi baterai itu menjadi kunci terhadap keberhasilan program mobil dan motor listrik," tambah dia.
Lebih lanjut Agus Gumiwang mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan komunikasi dengan produsen motor listrik guna mendorong adanya standardisasi baterai motor listrik. Hal itu, kata dia, diperlukan untuk menciptakan level persaingan yang adil di industri kendaraan listrik.
"Ini momentum yang paling baik bagi pemerintah untuk bisa mendorong kebijakan itu. Karena akhirnya saya melihat bahwa produsen motor listrik dan produsen baterai itu sekarang pada level playing field yang sama, level berpikirnya yang sama sehingga standardisasi daya baterai itu menjadi sangat penting," jelas dia.
Pilihan Editor: Eselon I dan II Kementerian BUMN Dapat Mobil Listrik Dinas
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto