TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur dan CEO PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Dyonisius Beti mengatakan bahwa harga jual motor listrik Honda EM1 masih terlalu mahal. Menurut dia, perlu ada penyesuaian biaya untuk menekan harga tersebut.
Seperti diketahui, EM1 e: dipasarkan dengan banderol Rp 33 juta dan varian EM1 e: Plus dengan harga Rp 33,5 juta. Harga tersebut sudah termasuk potongan subsidi motor listrik pemerintah sebesar Rp 7 juta.
"Oh iya kami lihat, itu kan harganya masih cukup tinggi dan itu harus cari cost yang lebih rendah dan standarisasi baterai terlebih dahulu," kata Dyon saat ditemui di Jakarta Selatan, Jumat, 12 Januari 2024.
Marketing Director PT Astra Honda Motor Octavianus Dwi mengatakan bahwa harga Honda EM1 e: sudah disesuaikan dengan teknologi yang disematkan pada motor listrik tersebut. Penentuan harga jual ini juga disebut untuk memberikan pilihan bagi konsumen.
"Sebenarnya harga dan sesuatu yang didapatkan konsumen itu sangat terkait,” kata Octavianus saat ditemui di Cikarang, Jawa Barat pada hari ini, Kamis, 21 Desember 2023.
Octa mengungkapkan bahwa banderol EM1 e: ini meliputi harga motor dan baterainya. Sementara itu, on-board charger belum termasuk dalam harga tersebut alias harus dibeli terpisah dengan harga Rp 5 juta-Rp 6 juta.
Kendati demikian, Octa mengatakan bahwa ke depannya AHM berupaya untuk menekan harga jual EM1 e: agar lebih terjangkau. Menurut dia, penurunan harga nantinya diklaim tidak akan mengurangi kualitas dari motor listrik tersebut.
"AHM selalu berkomitmen untuk ke sana (menekan harga), kami mengejar sesuatu, kualitas nomor satu buat konsumen tapi sekaligus juga kami mengejar value, value itu artinya uang dan benefitnya, itu yang kami kejar,” ujarnya.
Pilihan Editor: Honda Dukung Standardisasi Baterai Motor Listrik di Indonesia
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto