Kisah Perjuangan Pengemudi Gojek untuk Kuliah dan Punya Rumah

Reporter

Swa.co.id

Minggu, 15 Juli 2018 08:38 WIB

Pengemudi Go-Jek Hermawansyah bisa kuliah di Universitas Terbuka, Surabaya. Sumber: swa.co.id

TEMPO.CO, Jakarta - Ketekunan dan mengedepankan integritas dalam menjalani profesi ojek online berbuah hasil yang manis. Tengok saja kisah Hermawansyah, mitra pengemudi Go-Jek atau Gojek yang bisa menafkahi keluarga sambil kuliah dan sebentar lagi bisa memiliki rumah dengan menyicil.

Pria kelahiran Jombang, 28 tahun silam ini, bisa melanjutkan pendidikan ke Universitas Terbuka (UT) jurusan Manajemen, Surabaya, Jawa Timur. “Saya memasuki semester IV di Universitas Terbuka. Nilai IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) saya 3,0 di semester III,” ujar Hermawansyah melalui sambungan telepon kepada SWA, pada Jumat 13 Juli 2018.

Dia membiayai kuliah dari kocek pribadinya yang disisihkan penghasilan sekitar Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu per hari. “Saya bekerja 25 hari karena saya mengambil libur sehari dalam sepekan. Rata-rata pendapatan saya dari Gojek dalam sebulan itu sekitar Rp 9 juta,” bebernya.

Baca:
Nabung 3 Tahun, Pengemudi Gojek Ini Nonton Piala Dunia di Rusia
Kisah Mitra Go-Jek Bisa Berpenghasilan Diatas UMR

Pendapatan itu, lanjut dia, diperoleh dari pemesanan (order) konsumen Gojek yang dilayani sebanyak 17-23 order per hari. Mayoritas pemesanan konsumen yang dilayani Hermawansyah ini dikontribusikan dari order Go-Ride. Jumlahnya sebesar 80 persen dari jumlah total order. Sisanya dikontribusikan dari pemesanan Go-Food, Go-Send, atau Go-Mart.

Hermawansyah menyisihkan penghasilannya itu untuk membiayai kuliah, kebutuhan sehari-hari, dan membayar sewa kamar kos-kosan. “Pendaftarannya gratis, sedangkan biaya kuliah Rp 1,3 juta per semester,” sebutnya. Dia menyewa kamar kos-kosan di Surabaya senilai Rp 400 ribu per bulan. Ayah dari 2 anak ini merantau dari Jombang ke Surabaya karena pernah bekerja di salah satu toko mainan ternama di kota ini. Toko mainan ini memiliki jaringan toko di Surabaya dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Ia bekerja di toko itu sejak tahun 2013-2015. Setelah itu, Hermawansyah melamar pekerjaan di beberapa perusahaan.

Advertising
Advertising

Nah, selama masa itu, Hermawansyah pada November 2015 mendaftarkan diri sebagai mitra pengemudi Gojek. Pada saat itu, dia diterima sebagai pegawai di salah toko ritel alat-alat rumah tangga dan bangunan. Dia memilih meneruskan profesinya sebagai mitra driver Gojek. Alasannya karena penghasilannya melebihi gaji sebagai pegawai toko dan jam kerjanya fleksibel. Upah Minimum Kota (UMK) di Surabaya pada 2018 sebesar Rp 3,58 juta. Angka itu lebih tinggi dari UMK Surabaya di tahun 2016 senilai Rp 3,04 juta.

Penghasilan Hermawasnyah yang lebih tinggi dari gaji sebagai pegawai toko itu menambah kepercayaan diri dalam menekuni profesinya ini. Ia mengutamakan prinsip kejujuran, misalnya tidak pernah sekalipun mempraktikkan order fiktif alias order tuyul. “Saya sejak April tahun ini diajak Gojek untuk mensosialikan penghapusan order tuyul ke komunitas Gojek,” katanya.

Baca:
Grab Belanjakan Duit Rp 13 Triliun dari Toyota untuk Sektor Ini
Ini Tujuan Toyota Mengucurkan Dana Rp 13 Triliun ke Grab

Hasilnya, sebanyak 70 persen dari jumlah total anggota komunitas (45 orang) beralih ke praktik order yang sesuai aturan dari sebelumnya yang sering mempraktikkan order fiktif tersebut. “Tantangannya saya di-bully, tapi sekarang teman-teman yang sering melakukan order tuyul ini di-suspend, dan mereka menghubungi saya untuk dipulihkan lagi akunnya dan berjanji ke Gojek di Surabaya untuk menjadi mitra driver yang mematuhi aturan,istilahnya mereka kembali ke jalan yang benar,” jelasnya.

Dia memberikan bukti sebagai mitra pengemudi yang taat aturan dan produktif. Ia pada Juni 2017 didapuk penghargaan Driver of The Month dan mendapatkan predikat bintang 5 di awal tahun lalu lantaran mempromosikan keuntungan menggunakan Go-Pay kepada konsumen. Penghargaan ini diberikan oleh manajemen Gojek di Surabaya.

Ke depannya, Hermawansyah ingin mewujudkan mimpinya membeli rumah buat keluarganya di Jombang. Ia sejak Desember tahun lalu memulai cicilan uang muka Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank BTN. Go-Jek menggandeng Bank BTN untuk menyalurkan KPR khusus untuk para pengemudi Gojek. “Saya menyicil uang muka KPR sebesar Rp 10 juta, cicilan diambil dari pemotongan saldo deposit yang nilainya sekitar Rp 48 ribu hingga Rp 99 ribu per hari. Mudah-mudahan cicilannya selesai di Oktober,” ujarnya.

SWA

Berita terkait

Hari Buruh Internasional, Aksi Unjuk Rasa di Cikapayang Dago Park

1 hari lalu

Hari Buruh Internasional, Aksi Unjuk Rasa di Cikapayang Dago Park

Aliansi Buruh Bandung Raya melakukan unjuk rasa menyuarakan perjuangan mereka saat Hari Buruh Internasional atau May Day di Cikapayang Dago Park

Baca Selengkapnya

Momen Lebaran Terakhir Presiden Jokowi

23 hari lalu

Momen Lebaran Terakhir Presiden Jokowi

Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran tahun ini menjadi momen terakhir bagi Presiden Jokowi. Lantas, apa yang akan dilakukan oleh Jokowi?

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Jokowi Bagikan Sembako ke Ojol hingga Warga Sekitar Istana

23 hari lalu

Menjelang Lebaran, Jokowi Bagikan Sembako ke Ojol hingga Warga Sekitar Istana

Presiden Jokowi membagikan 1.000 paket sembako untuk para pengemudi ojek online di depan Istana Kepresidenan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Nasib THR Ojol, Kenapa Justru Baru Dibahas setelah Lebaran?

26 hari lalu

Nasib THR Ojol, Kenapa Justru Baru Dibahas setelah Lebaran?

Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor mengatakan pembahasan tentang tunjangan hari raya (THR) untuk ojek online (Ojol) dibahas setelah Lebaran

Baca Selengkapnya

Perusahaan Menolak Beri THR Ojol, SPAI: Tidak Manusiawi, Kami Dipaksa Kerja saat Lebaran

28 hari lalu

Perusahaan Menolak Beri THR Ojol, SPAI: Tidak Manusiawi, Kami Dipaksa Kerja saat Lebaran

Perusahaan menolak memberi THR untuk pengemudi ojek online atau Ojol. SPAI menyebut insentif yang ditawarkan perusahaan tidak manusiawi.

Baca Selengkapnya

THR Ojol, Bukan Pegawai hingga Dorongan dari Komisi IX DPR

32 hari lalu

THR Ojol, Bukan Pegawai hingga Dorongan dari Komisi IX DPR

Analis ketenagakerjaan memandang pekerja ojek online dan kurir seharusnya memperoleh THR Lebaran. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

SPAI Tolak Bingkisan hingga Bonus Hari Raya untuk Ojol: Insentif Bukan THR

32 hari lalu

SPAI Tolak Bingkisan hingga Bonus Hari Raya untuk Ojol: Insentif Bukan THR

Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) menolak segala bentuk insentif dari aplikator untuk pengemudi ojek online (ojol) dan kurir logistik.

Baca Selengkapnya

Polemik THR Bagi Ojol, Alasan Grab dan Gojek Tak Berikan THR kepada Driver Ojek Online dan Respons SPAI

35 hari lalu

Polemik THR Bagi Ojol, Alasan Grab dan Gojek Tak Berikan THR kepada Driver Ojek Online dan Respons SPAI

Gojek dan Grab menolak memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada mitra pengemudinya. Menurutnya, ada insentif lain. Apa tuntutan driver ojol?

Baca Selengkapnya

Soal THR Ojol dan Kurir, SPAI: Jangan Ubah Aturan dari Kewajiban menjadi Imbauan

36 hari lalu

Soal THR Ojol dan Kurir, SPAI: Jangan Ubah Aturan dari Kewajiban menjadi Imbauan

SPAI meminta Kementerian Ketenagakerjaan mewajibkan aplikator untuk membayar THR minimal sebesar Upah Minimum Provinsi.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Sepekan: Rencana Penggusuran demi IKN, THR Karyawan hingga Soal Jastip

39 hari lalu

Terpopuler Sepekan: Rencana Penggusuran demi IKN, THR Karyawan hingga Soal Jastip

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis selama sepekan antara lain tentang rencana penggusuran demi IKN dan cara menghitung THR karyawan.

Baca Selengkapnya