Industri Komponen Minta Kepastian Pasokan Kebutuhan Mobil Listrik

Reporter

Tempo.co

Jumat, 20 Juli 2018 14:13 WIB

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, (Tengah). 18 Juli 2018. (SKICom)

TEMPO.CO, Jakarta - Perkumpulan Industri Kecil-Menengah Komponen Otomotif (PIKKO) Indonesia meminta Kementerian Perindustrian melibatkan 122 perusahaan kecil anggotanya dalam peta jalan mobil listrik. Kepastian tersebut dibutuhkan di tengah merebaknya kabar bahwa program mobil listrik akan mematikan industri pendukung otomotif nasional.

Ketua Dewan Pengawas PIKKO Indonesia Wan Fauzi mengatakan, selama ini, anggota PIKKO memasok sekitar 30 persen kebutuhan komponen agen pemegang merek (APM). Sedangkan 70 persen selebihnya sudah dipasok dari vendor-vendor yang selama ini memiliki kontrak dengan APM.

Baca: Mobil Listrik Bisa Memacu Pertumbuhan Industri Komponen

"UKM (usaha kecil dan menengah) seperti kami ini hanya memasok 30 persen dari kebutuhan industri otomotif nasional. Kami, harapannya, ingin menjadi pemasok Tier 1 dari APM tersebut," kata Wan Fauzi dalam focus group discussion bertajuk "Senjakala Industri Komponen Otomotif dalam Menghadapi Era Mobil Listrik di Indonesia" di The Hook, Jakarta, Rabu, 18 Juli 2018.

Menurutnya, kepastian kontrak pasok tersebut akan menjamin investasi yang dikeluarkan anggota PIKKO untuk mesin produksi komponen baru.

"Kami kan hanya membuat komponen yang dipesan oleh APM. Karena, mobil listrik ini berbeda kebutuhan komponennya dengan mobil konvensional. Tadinya butuh komponen untuk dudukan mesin, lalu diganti untuk dudukan baterai," ujarnya.

Baca: Pabrik Mobil di Indonesia Punya Kapasitas Produksi 2,25 Juta Unit

Hingga saat ini, Wan Fauzi mengaku PIKKO belum diundang Kementerian Perindustrian untuk membahas masalah tersebut. Selain itu, APM belum mengkomunikasikan rencana kebutuhan komponen mobil listrik yang akan mereka produksi.

"Kami butuh kepastian anggota PIKKO dilibatkan oleh Kemenperin untuk komponen. Karena, kalau kebutuhan dari APM-nya berubah, kan kita harus investasi. Nah, investasi ini bagaimana kami bisa mendapat insentif," ucapnya.

Ia menambahkan, industri kecil pembuat komponen otomotif di Indonesia sangat bergantung pada bahan baku dari luar negeri. Menurutnya, sekitar 80 persen bahan baku komponen masih diimpor karena tidak tersedia di dalam negeri.

"Kalau impor, tentu tidak dalam jumlah kecil, artinya harus dalam kuantitas yang banyak. Nah, spec (spesifikasi) yang dikeluarkan APM untuk komponennya tersebut tidak dijual di lokal. Jadi kami juga perlu bantuan dari pemerintah," tuturnya.

Baca: Ini Penyebab Regulasi Soal Mobil Listrik Belum Tuntas

Wan Fauzi mencontohkan, insentif yang dibutuhkan salah satunya dalam bentuk keringanan bunga kredit perbankan. Menurutnya, pelaku industri komponen otomotif di Malaysia bisa memperoleh bunga bank hanya 5-6 persen untuk modal membeli bahan baku. Sedangkan perbankan nasional masih memungut bunga 12 persen, yang makin memberatkan kegiatan produksi komponen dalam negeri.

"Kami bisa dapat margin 3-5 persen dari kegiatan bisnis ini saja sudah untung. Kalau nantinya malah tidak dilibatkan dalam mobil listrik ini, saya khawatir anggota PIKKO akan banyak yang beralih membuat komponen industri lain," katanya.

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika memastikan keputusan pemerintah untuk memulai produksi mobil listrik di dalam negeri tidak akan mematikan industri pendukung otomotif.

Menurutnya, proyek mobil listrik justru menjadi peluang, yang seharusnya bisa dimanfaatkan PIKKO dan semua perusahaan kecil yang bernaung di bawahnya. Putu mencatat, untuk mobil plug-in hybrid, yang pertama kali akan digenjot produksinya di Indonesia, justru membutuhkan komponen yang lebih banyak dibanding mobil konvensional.

"Kalau untuk full mobil listrik memang komponennya hanya sekitar 20-an ribu per satu unit. Sementara dalam peta jalan mobil listrik kan pemerintah menerapkannya bertahap, mulai dari plug-in hybrid dulu butuh 37 ribu komponen. Jadi kekhawatiran reduksi kebutuhan komponen belum ada," ujarnya.

Berita terkait

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

6 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

8 hari lalu

Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

Implementasi program kendaraan listrik dinilai harus didukung ekosistem yang memadai.

Baca Selengkapnya

Ada 11.377 Pengecasan Mobil di SPKLU Sepanjang Periode Lebaran, Naik Lima Kali Lipat

9 hari lalu

Ada 11.377 Pengecasan Mobil di SPKLU Sepanjang Periode Lebaran, Naik Lima Kali Lipat

Kenaikan transaksi di SPKLU tersebut tercatat hingga H+7 Lebaran.

Baca Selengkapnya

Bersaing Sengit Lawan Produsen Mobil Listrik China, Tesla Mau Bikin Mobil Listrik Murah Tahun Ini

13 hari lalu

Bersaing Sengit Lawan Produsen Mobil Listrik China, Tesla Mau Bikin Mobil Listrik Murah Tahun Ini

Tesla akan terus mengembangkan robotaksis self-driving, yang dikembangkan dari platform kecil, yang akan digunakan untuk mobil listrik murah Tesla.

Baca Selengkapnya

PLN Jamin Ketersediaan SPKLU di Banten untuk Dukung Arus Balik Lebaran

13 hari lalu

PLN Jamin Ketersediaan SPKLU di Banten untuk Dukung Arus Balik Lebaran

PLN menjamin ketersediaan SPKLU di Banten untuk mendukung pemudik yang menggunakan mobil listrik.

Baca Selengkapnya

Mudik dengan Mobil Listrik, Ada 216 Penggunaan SPKLU Solo selama Periode Lebaran

14 hari lalu

Mudik dengan Mobil Listrik, Ada 216 Penggunaan SPKLU Solo selama Periode Lebaran

PLN UP3 Surakarta telah menyiagakan sejumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dalam tol dan luar tol di wilayah kerjanya untuk momentum Lebaran 2024. Persiapan itu mendapat animo positif para pemilik kendaraan listrik dengan penggunaan SPKLU yang tercatat hingga 216 pengguna selama periode Siaga Lebaran mulai 1 hingga 16 April 2024.

Baca Selengkapnya

GM PLN UID Banten Operasikan 51 Unit SPKLU, Layani Arus Balik Jalur Mudik Tol Jakarta-Merak

14 hari lalu

GM PLN UID Banten Operasikan 51 Unit SPKLU, Layani Arus Balik Jalur Mudik Tol Jakarta-Merak

Di setiap lokasi rest area SPKLU terdapat posko siaga PLN yang dapat dimanfaatkan para pengguna mobil listrik untuk beristirahat dan menunggu pengisian baterai.

Baca Selengkapnya

7 Orang Terkaya di Dunia Versi Forbes, Pemilik Louis Vuitton Kalahkan Bos Amazon dan Tesla

19 hari lalu

7 Orang Terkaya di Dunia Versi Forbes, Pemilik Louis Vuitton Kalahkan Bos Amazon dan Tesla

Forbes merilis orang terkaya di dunia, nomor 1 Bernard Arnault pemilik Louis Vuitton. Selanjutnya Jeff Bezos dan Elon Musk. Prajogo Pangestu ke berapa

Baca Selengkapnya

PLN Siapkan 39 SPKLU Sepanjang Trans Sumatera untuk Dukung Arus Mudik Lebaran

22 hari lalu

PLN Siapkan 39 SPKLU Sepanjang Trans Sumatera untuk Dukung Arus Mudik Lebaran

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan bahwa pemetaan SPKLU dilakukan secara nasional, termasuk jalur tol Trans Sumatera.

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran ke Bali dengan Mobil Listrik? Ini Titik-titik SPKLU di Pulau Dewata

23 hari lalu

Mudik Lebaran ke Bali dengan Mobil Listrik? Ini Titik-titik SPKLU di Pulau Dewata

PT PLN (Persero) telah menyiapkan 76 SPKLU di 30 lokasi di Bali untuk mendukung mobilitas kendaraan listrik selama periode Lebaran tahun 2024.

Baca Selengkapnya