Perang Dagang AS-Cina, Tesla Hentikan Pembelian Lahan di Shanghai

Reporter

Terjemahan

Selasa, 11 Mei 2021 16:33 WIB

Para karyawan bekerja di Gigafactory Tesla di Shanghai, Cina timur, pada 20 November 2020. Peletakan batu pertama Gigafactory Tesla di Shanghai dilakukan pada awal 2019, sementara gelombang pengiriman pertama sedan Model 3 made-in-Cina buatan pabrik itu dilakukan setahun kemudian. (Xinhua/Ding Ting)

TEMPO.CO, Jakarta - Tesla Inc dilaporkan telah menghentikan rencana pembelian tanah untuk memperluas pabriknya di Shanghai, Cina. Menurut laporan Reuters, Selasa, 11 Mei 2021, penghentian itu disebabkan karena ketikapastian perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina.

Dengan tarif pajak sebesar 25 persen untuk kendaraan listrik impor dari Cina yang ditetapkan mantan Presiden Donald Trump dan saat ini masih berlaku, Tesla bermaksud untuk membatasi proporsi output pabrik di Cina dalam produksi globalnya, menurut sumber Reuters.

Tesla sebelumnya telah mempertimbangkan untuk memperluas ekspor Model 3 buatan pabrik Shanghai ke lebih banyak pasar, termasuk Amerika Serikat.

Tesla saat ini mengirimkan Model 3 buatan Cina ke Eropa. Produsen asal Amerika Serikat itu saat ini juga sedang membangun pabrik di Jerman untuk memenuhi permintaan pasar di Eropa.

Pabrik Tesla di Shanghai dirancang untuk memproduksi hingga 500.000 mobil per tahun, dan saat ini memproduksi kendaraan Model 3 dan Model Y dengan kecepatan 450.000 unit per tahun.

Pada bulan Maret, Tesla menahan diri dari menawar sebidang tanah di seberang pabrik karena tidak lagi bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi di Cina secara signifikan, setidaknya untuk saat ini, kata tiga orang yang menolak disebutkan namanya karena diskusi tersebut bersifat pribadi.

Dalam sebuah pernyataan kepada
Reuters, Tesla mengatakan pabriknya di Shanghai "berkembang sesuai rencana".

Pemerintah kota Shanghai, pendukung utama dalam pendirian pabrik Tesla - pabrik mobil penumpang asing pertama dan satu-satunya yang tidak diwajibkan untuk membentuk usaha patungan - tidak menanggapi permintaan komentar.

Tesla disebut tidak pernah menyatakan niat untuk memperoleh tanah, yang kira-kira setengah ukuran plot 200-acre (80 hektare) yang memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan kapasitas 200.000 hingga 300.000 mobil lagi.

Penjualan Tesla di Cina melonjak meskipun ada tekanan peraturan yang meningkat di negara itu setelah perselisihan konsumen atas keamanan produk dan pengawasan atas cara menangani data.

Ini menghasilkan pendapatan US$ 3 miliar di Cina dalam tiga bulan pertama tahun ini, lebih dari tiga kali lipat penjualan tahun sebelumnya dan menyumbang 30 persen dari total pendapatan.

Rencana Pembelian Tanah

Advertising
Advertising

Dipimpin oleh CEO Elon Musk, Tesla dikenal memiliki banyak strategi masa depan, termasuk di Cina.

Dokumen konstruksi yang diposting di situs web pemerintah pada bulan Maret menunjukkan Tesla sedang merombak pabriknya di Shanghai untuk menambah kapasitas produksi.

Tesla sebenarnya masih memiliki tanah di lokasi pabrik Shanghai. Tanah ini semula dirancang untuk produksi, tetapi sekarang digunakan untuk lahan parkir.


Salah satu sumber Reuters mengatakan Tesla dapat meningkatkan kapasitasnya melebihi 500.000 di situs yang ada. Yang lain mengatakan Tesla dapat memperoleh lebih banyak lahan untuk menambah jalur produksi mobil di masa depan.

Secara terpisah, Tesla sedang membangun fasilitas untuk memperbaiki dan mereproduksi komponen utama seperti motor listrik dan sel baterai serta membangun pengisi daya kendaraan listrik di pabriknya di Shanghai.

Pemerintah Shanghai telah berbicara dengan beberapa perusahaan untuk menjual tanah yang akan digunakan sebagai fasilitas perakitan kendaraan komersial energi baru, kata seseorang yang mengetahui langsung masalah tersebut.

Tesla menghadapi persaingan yang semakin ketat di Cina dengan pemain domestik seperti Nio Inc, yang sedang mempertimbangkan untuk membuat produk pasar massal di bawah merek lain.

Bahkan sebelum tarif perang dagang, relatif sedikit mobil buatan Cina yang dikirim ke Amerika Serikat.

General Motors Co, salah satu pesaing Tesla yang juga sama-sama dari AS, menjual Buick Envision buatan Cina di AS, membayar tarif pajak tambahan 25 persen, meskipun SUV tersebut bukan model dengan volume penjualan yang tinggi.

Baca juga: Setelah Model 3, Tesla Rakit Model Y di Pabrik Shanghai



Berita terkait

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

6 jam lalu

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 April 2024 diawali oleh kabar seorang wanita di Korea Selatan ditipu oleh orang yang mengaku sebagai Elon Musk

Baca Selengkapnya

Wanita Korsel Ditipu Elon Musk Palsu Lewat Deepfake, Rugi Rp 811 Juta

1 hari lalu

Wanita Korsel Ditipu Elon Musk Palsu Lewat Deepfake, Rugi Rp 811 Juta

Elon Musk palsu menipu seorang wanita di Korea Selatan dengan menggunakan aplikasi deepfake. Bagaimana modusnya?

Baca Selengkapnya

37 Tahun Rudy Salim, Kisah Sukses Pengusaha Muda yang Pernah DO di 2 Fakultas Kedokteran

2 hari lalu

37 Tahun Rudy Salim, Kisah Sukses Pengusaha Muda yang Pernah DO di 2 Fakultas Kedokteran

Pengusaha muda Rudy Salim hari ini berusia 37 tahun. Ia pernah drop ot (DO) dari dua fakultas kedokteran, untuk mendalami bisnis otomotif.

Baca Selengkapnya

PLN akan Tambah 2 Ribu SPKLU untuk Kendaraan Listrik

3 hari lalu

PLN akan Tambah 2 Ribu SPKLU untuk Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) akan menambah 2 ribu SPKLU untuk kendaraan listrik tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

3 hari lalu

Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

Implementasi program kendaraan listrik dinilai harus didukung ekosistem yang memadai.

Baca Selengkapnya

Tesla Turunkan Harga Teknologi Full Self Driving Menjadi $8.000

3 hari lalu

Tesla Turunkan Harga Teknologi Full Self Driving Menjadi $8.000

Awal bulan ini, Elon Musk mengatakan bahwa Tesla akan meluncurkan robotaksi pada tanggal 8 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

3 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

4 hari lalu

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

Pemilik media sosial X Elon Musk menolak untuk menghapus konten media sosial tentang insiden penikaman uskup di Sydney, menentang perintah komisaris sensor Australia.

Baca Selengkapnya

Ada 11.377 Pengecasan Mobil di SPKLU Sepanjang Periode Lebaran, Naik Lima Kali Lipat

4 hari lalu

Ada 11.377 Pengecasan Mobil di SPKLU Sepanjang Periode Lebaran, Naik Lima Kali Lipat

Kenaikan transaksi di SPKLU tersebut tercatat hingga H+7 Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

5 hari lalu

Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

Penutupan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara diperpanjang hingga Senin, 22 April 2024 akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya