TEMPO.CO, Jakarta - Regulasi baru di Vietnam belum mengganggu ekspor mobil utuh atau completely built up (CBU) Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pengapalan CBU Januari 2018 naik 19,46 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu atau menjadi 18.649 unit.
Gaikindo mencatat ada lima merek yang aktif mengirim CBU dari Indonesia. Dua merek melaporkan penurunan, sedangkan tiga merek lain tumbuh. Secara persentase, Hino turun paling banyak dengan 25 persen. Kemudian diikuti Toyota, yang turun 11,97 persen.
Baca: Begini Langkah Gaikindo Setelah Ekspor Mobil ke Vietnam Terhenti
Adapun Suzuki naik paling tajam dengan 146,95 persen menjadi 4.539 unit. Daihatsu naik 30,16 persen (6.128 unit) dan Hyundai naik 0,83 persen (242 unit).
Kendati demikian, Toyota masih menjadi merek yang paling banyak mengirim CBU dari Indonesia. Merek ini berkontribusi 40,62 persen atau 7.575 unit. Kemudian Daihatsu 32,86 persen, Suzuki 24,34 persen, Hyundai 1,3 persen, dan Hino 0,88 persen.
Yuichi Naito, Sales and Marketing Director HMSI, mengatakan permintaan Vietnam tergolong tinggi. “Ini ada masa transisi, mudah-mudahan bisa stabil ke depan,” katanya dalam acara Hino Media Gathering, Selasa, 20 Februari 2018.
Seperti diberitakan sebelumnya, Vietnam memberlakukan aturan baru yang rumit bagi manufaktur yang mengirim kendaraan bermotor ke sana. Padahal seharusnya beberapa pabrikan otomotif yang mengisi pasar Vietnam bersukacita karena implementasi tarif bea masuk nol persen berlaku tahun ini.
Baca: Mitsubishi Rencana Ekspor Xpander ke Negara-negara ASEAN
Vietnam memberlakukan aturan impor mobil baru dengan mewajibkan setiap perusahaan membawa vehicle type approval (VTA) dari negara asal. Permasalahannya, pemerintah hanya merilis VTA untuk pasar domestik berdasarkan kondisi jalan di Indonesia.
Selain itu, aturan yang lebih memberatkan adalah pengecekan emisi dan keselamatan yang harus dilakukan pada setiap pengapalan dan per model. Sebelumnya, hal ini hanya dilakukan pada pengiriman atau ekspor mobil perdana.