TEMPO.CO, Jakarta - Karoseri bus buatan lokal mulai dilirik pengusaha luar negeri. Direktur Tentrem Yohan Wahyudi mengatakan pelaku bisnis Palestina telah melihat dan meminta daftar spesifikasi bus yang diproduksi Tentrem. "Kalau diberi kesempatan kami siap. Penjajakan ada dari Palestina, mereka sudah lihat unitnya, spesifikasi yang kami siapkan," ujarnya di sela-sela GIIAS 2019, Minggu 21 Juli 2019.
Dia menjelaskan, Tentrem mampu memproduksi satu bus dalam 2 atau 3 hari. Yohan mengatakan permintaan bus dengan layanan premium akan meningkat sehingga perusahaan otobus (PO) bus dituntut lebih meningkatkan layanan. Jika tidak siap, bus dengan spesifikasi biasa akan ditinggalkan konsumen.
Menurutnya, pasar bus premium akan terus meningkat sejalan dengan kehadiran infrastruktur jalan tol. Apalagi konsumen dan PO meminta bus yang lebih aman dan nyaman sehingga penumpang tidak lelah.
Yohan mengatakan, saat ini permintaan konsumen mengarah pada bus yang aman dan nyaman sehingga tidak lelah ketika perjalanan jauh. Menurutnya, Tentrem melalui produk andalannya Avante, berupaya untuk menjawab kebutuhan itu. "Bagi kami selaku karoseri harus siap dengan tren pasar. Kalau enggak siap akan ketinggalan,"
Guna menggarap pasar premium, Tentrem mengandalkan Avante yang diklaim, memiliki desain wajah depan aerodinamis sekaligus memberikan kelegaan pandangan bari penumpang bagian depan. Pada sisi samping, kaca juga dibuat lebih besar sehingga konsumen dapat menikmati pemandangan. "Kalau dilihat untuk kelas yang sama kami paling aerodinamis dan lega pandangan ke depan, dan jarak penumpang dengan depan cukup jauh sehingga aman jika terjadi benturan dari depan," katanya.
Tak hanya Tentrem, Laksana Bus telah meneken kerjasama penjualan 10 unit Legacy SR2 Double Decker ke Bangladesh hingga akhir tahun ini. Ekspor itu merupakan kelanjutan dari 4 unit bus yang telah dikapalkan pada awal tahun.
Bus karoseri Laksana ikut dipamerkan di GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 di ICE BSD, Tangerang, Jumat 19 Juli 2019. Sleeper bus ini kalau komplit tanpa casis seharga Rp 925 juta, kalau dengan chassis Rp 1,8 miliar. Tempo/Tony Hartawan
Direktur Teknik Laksana Bus Stefan Arman mengatakan, saat ini Laksana sedang fokus untuk ekspor ke Bangladesh. "Ekspor sangat tergantung pada situasi negara tujuan. Kemarin kami sudah kirim 4 unit bus ke Bangladesh, sampai akhir tahun yang pasti 10 unit akan kami ekspor ke Bangladesh," ujarnya di sela-sela peluncuran Legacy SR2 Suites Class, Jumat 19 Juli 2019.
Stefan menjelaskan, tipe Legacy SR2 merupakan salah satu produk andalan Laksana. Pada tahun ini Lakasana menargetkan produksi sebanyak 1.500 bus. Hingga semester I/2019, karoseri berbasis di Ungaran ini telah memproduksi sekitar 750 unit.
Dia mengatakan, saat ini konten lokal untuk bodi bus Laksana sekitar 60 persen. Laksana tahun ini, katanya, telah melakukan uji guling untuk bus dan uji kekuatan kursi guna meningkatkan aspek keselamatan.
BISNIS