TEMPO.CO, Yogyakarta - Atmosfer gelaran otomotif Kustomfest 2019 yang dihelat di Jogja Expo Center (JEC) 5-6 Oktober 2019 menyuguhkan hal yang cukup berbeda dari gelaran tahun sebelumnya.
Sebelum memasuki venue utama, pengunjung akan dibawa ke suasana suram yang ditunjukkan dengan pajangan sebuah mobil yang sekilas seperti cheverolet bel air tua. Yang teronggok berkarat seperti dibuang pemiliknya di sudut berlatar seng penuh poster dan coretan.
Menariknya, di depan mobil tua nan terbuang itu, sebuah motor custom bergaya scrambler warna hitam seluruhnya mejeng dengan tangki bergambar airbrush kepala tengkorak melayang. Di bawah motor itu tertulis singkat 'LP Permisan Nusakambangan-Vermis 1908'
Ternyata motor dengan bawaan mesin Honda Tiger itu dibangun oleh belasan narapidana atau napi di dalam lembaga pemasyarakatan Nusakambangan. Vermis 1908 sendiri merujuk LP kelas II A Permisan Nusakambangan. Vermis merupakan bahasa Belanda yang artinya hilang dan 1908 merujuk berdirinya LP Permisan.
Total ada 11 napi terlibat dalam pengerjaan motor itu dengan leader team Kepala Kesatuan Pengamanan LP Permisan Daniel Kristianto dengan Pembina Kepala Lapas Permisan Yan Rustanto.
Para napi yang terlibat membangun motor itu seperti Wawan alias Awing, napi terpidana mati yang dapat bagian mengerjakan bagian cat dan airbrush motor kustom yang mengusung tema dark atau kegelapan itu.
Sedangkan konstruksinya digarap Johan Arfan, napi yang dipidana seumur hidup. Bagian engineering nya digarap Fajar Tri Prasetyo alias Gepenk yang dibui 18 tahun kurungan.
Lalu kreator motor itu yakni Mukti Ali yang dipidana 7,2 tahun kurungan dan Samuel Samalo yang dipidana 17 tahun kurungan.
Sepeda motor ini akan meramaikan pameran Kustomfest 2019 digelar di Yogyakarta pada 5-6 Oktober 2019.
