TEMPO.CO, Jakarta - Norton Motorcycles sedang mencari kucuran dana baru setelah mengalami kesulitan keuangan. Mereka berupaya menerbitkan saham untuk menambah pasokan uang. Norton telah banyak menggelontorkan dana yang cukup besar untuk riset sejumlah produk dan upaya peningkatan image merek dengan mengikuti sejumlah ajang balap. Krisis serupa pernah terjadi pada 2012 setelah empat tahun pengusaha Stuart Garner membeli kembali hak dari kepemilikan perusahaan Amerika di bawah Kenny Dreer.
Perusahan motor asal Inggris ini telah jor-joran duit untuk pengembangan model sport V4 SS dan RR, yang diluncurkan pada 2016 mulai dari riset sasis superbike, mesin hingga teknologi elektronik. Edisi terbatas V4 SS dijual dengan harga £ 44.000 dan cukup populer, hanya saja V4 RR yang dijual lebih murah £ 28.000 tidak cukup untuk menurup rantai produksi untuk membangun model di pabrik Donington Hall.
Setelah itu, Norton menghadirkan model kelas menengah yang diharapkan bisa menjadi pundi-pundi uang. Mereka menggarap Atlas Nomad dan Ranger dengan silinder twin 650cc yang keluar 2017. Model ini cukup laris hanya saja belum mampu menutup biaya yang besar untuk riset dan pengembangan.
Sepanjang 12 tahun setelah merek ini lahir kembali, Norton mengikuti Isle of Man TT dengan menggunakan sasis Norton dikombinasikan mesin V4. Dimulai pada 2012, program balap ini dimaksudkan untuk menjadi ajang pembuktian mesin V4 dengan hasil akhir terbaik ke-5 di tahun 2018 di tangan pembalap senior Josh Brookes. Biaya untuk balap dan riset ini tak sedikit. Tahun ini, Norton menyatakan mundur dari tim pabrikan.
Menurut MCN, Norton juga menghadapi tantangan serius soal tagihan pajak lebih dari £ 300.000. Namun Norton menyebut angka tersebut sebenarnya lebih sedikit. Pengadilan telah menunda kasus ini, sidang berikutnya dijadwalkan untuk pertengahan Februari.
CEO Norton, Stuart Garner, belum memberikan komentar terkait kasus yang menimpa perusahaannya.
MCN