TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Ahli Transportasi, Djoko Setijowarno, menilai layanan transportasi publik di DKI Jakarta harus tetap normal. Alasannya, Pemerintah belum menetapkan kebijakan lockdown melainkan social distancing dan prevent close contact.
"Layanan transportasi umum harus tetap normal. Kalau bisa tambah kapasitas penumpang atau jadwal keberangkatan transportasi umum dengan cara memperkecil jarak antar bus dan kereta (headway) perjalanan antar bus dan kereta,"ujar Djoko dalam keterangan pers yang dikirim kepada Tempo, Kamis, 19 Maret 2020.
Upaya itu kata Djoko, diharapkan bisa menjadi solusi agar tidak terjadi desak-desakan baik itu di halte dan stasiun, maupun di dalam bus dan kereta. Beberapa halte Bus Transjakarta, kata dia sudah menerapkan social distancing, seperti Halte Karet Sudirman Koridor 1, Halte Terminal Kampung Melayu, perbatasan Koridor 5 dan 7.
"Hasil studi yang dilakukan JICA (2019) ada sekitar 8 juta pergerakan dari Bodetabek menuju Jakarta. Pengurangan kapasitas transportasi umum (MRT dan Bus Transjakarta) bisa saja memberikan efek kejut bagi warga Jakarta, tapi tidak bagi warga Bodetabek,"kata dia.
Oleh karena itu, Djoko menyambut positif upaya KRL Jabodetabek untuk tetap beroperasi normal. Bahkan, kata dia, KRL Jabodetabek menambah jadwal pemberangkatan kereta dalam upaya mendukung social distancing.
"Kita bisa mengurangi berdesakan di dalam transportasi umum, menjaga kebersihan supaya tetap sehat,"uja