TEMPO.CO, Bengaluru/New Delhi - Selain pengaruh pandemi virus corona baru (Covid-19), penjualan Maruti Suzuki juga mengalami penurunan penjualan, sebelum masa krisis virus corona. Tak heran, produsen mobil terbesar di India itu memutuskan melanjutkan produksi di tengah pandemi demi memperbaiki performa penjualan.
"Sejauh menyangkut prospek tahun ini, masih terlalu dini untuk berspekulasi. Terlalu banyak ketidakpastian," kata Bos Maruti Suzuki, R.C Bhargava seperti dikutip dari Reuters, Kamis, 14 Mei 2020.
Maruti Suzuki melanjutkan produksi di pabriknya di kota Manesar di India Utara. Pabrik itu merupakan salah satu dari tiga pusat produksi Maruti di India. Bhargava juga menyatakan bahwa hampir sepertiga dari dealernya telah dibuka.
Laba Maruti dilaporkan menurun 28 persen menjadi 12,92 rupee atau sekitar Rp 2,5 triliun dari 17,96 miliar rupee atau sekitar Rp 3,5 triliun pada tiga bulan pertama tahun lalu. Pendapatan operasi juga turun 15 persen menjadi 181,98 miliar rupee yang jika dirupiahkan menjadi Rp 35,8 triliun lebih.
Pandemi Covid-19, disebut memperburuk masalah itu karena Maruti terpaksa menutup sejumlah pabrik saat pemerintah menetapkan lockdown di negeri dengan jumlah penduduk terbesar kedua di dunia tersebut.
Meski begitu, bulan ini, Pemerintah India mulai melonggarkan lockdown dengan mengizinkan sejumlah aktivitas perekonomian. Khususnya di daerah-daerah di mana kasus Covid-19 mulai menurun atau sedikit. Hanya saja pembatasan tetap ada, bahkan beberapa produsen komponen otomotif belum mendapat lampu hijau untuk beroperasi.