TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah diler menawarkan diskon yang menarik kepada konsumen sebagai cara untuk mengenjot penjualan mobil atau menghadapi dampak buruk yang ditimbulkan pandemi coronavirus terhadap sektor otomotif dalam hal penjualan ritel.
Analis memperkirakan penjualan Juni turun 25 persen dari tahun ke tahun, mereka masih akan menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan penurunan dari April dan Mei. Diskon menjadi sangat penting untuk memikat pelanggan ke diler, baik secara langsung atau online. Contohnya, Belal Bilto, warga Manhattan yang membeli Jeep Gladiator bulan ini dengan harga sekitar US$ 48.000 ditambah diskon sekitar US$ 5.000, ditambah kredit 7 tahun tanpa bunga.
"Kami mendatangi diler untuk membeli Gladiator karena model itu (ditawarkan dengan) harga karyawan dan kami juga mendapat layanan gratis setelah 1.000 mil dan tawaran perbaikan gratis untuk kecelakaan serius," kata Bilto kepada Reuters.
Sekarang, meskipun beberapa dari transaksi ini sangat menarik, beberapa analis percaya bahwa penjualan akan turun lagi karena promo yang terbatas.
"Kecepatan di mana (pembuat mobil) melangkah untuk mendukung jaringan dealer waralaba serta konsumen ritel secara historis signifikan," kata Bos Lithia Motors, Bryan DeBoer.
Sementara itu, JD Power mengklaim bahwa pengeluaran untuk diskon mencapai rekor tertinggi bulan ini sekitar US$ 4.441 per unit - meningkat 12 persen dari US$ 3.966 per unit pada Juni 2019. Pada April, belanja per kendaraan sekitar US$ 5.000 untuk tahun ini, 40 persen lonjakan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Tiga pembuat mobil teratas telah mengemas dalam insentif agresif dengan pembiayaan yang diperluas pada tingkat bunga 0 persen selama 84 bulan di samping penangguhan pembayaran hingga enam bulan," kata J.D Power VP data dan analitik, Tyson Jominy.
“Sebelum COVID, hanya 7 persen dari semua penjualan mewakili persyaratan pinjaman selama 84 bulan. Metrik itu melesat hingga 21 persen selama puncak. Itu belum pernah terjadi sebelumnya. "