TEMPO.CO, Jakarta - PT Toyota Astra Motor mengumumkan akan memasarkan mobil listrik murni (Batery Electric Vehicle/BEV) di Indonesia dalam waktu dekat ini. Dalam presentasi secara virtual, Toyota hanya menyebut akan memasukkan Lexus BEV. Kemungkinan besar yang dimaksud adalah Lexus UX 300e, mobil listrik murni pertama Toyota. Produsen asal Jepang ini juga memiliki Toyota Izoa EV yang dipasarkan di Cina.
Mobil listrik murni ini akan melengkpai jajaran mobil elektrifikasi yang sudah dipasarkan di Indonesia sejak 2009 seperti Toyota Prius Hybrid, Toyota Alphard Hybrid, Toyota Camry Hybrid, Toyota Corolla Altis Hybrid, Toyota C-HR Hybrid, Toyota Corolla Cross Hybrid, dan Lexus LS Hybrid.
Presiden Direktur PT TAM Susumu Matsuda mengatakan bahwa Toyota telah memulai pengembangan mobil elektrifikasi sejak 1990an secara global. “Tidak hanya karena kami melihat adanya kebutuhan untuk melestarikan lingkungan, tapi juga kami berkomitmen untuk menghadirkan pilihan mobilitas yang lengkap sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat,” kata Matsuda dalam konferensi pers secara virtual, Rabu, 18 November 2020.
Lexus UX 300e. (Toyota)
Menurut Matsuda, Toyota telah menjadi pionir dan market leader kendaraan elektrifikasi di dunia otomotif global. Terhitung sejak meluncurkan Prius sebagai mobil elektrifikasi pertama yang dipasarkan di dunia, Toyota telah meluncurkan lebih dari 40 model kendaraan elektrifikasi dengan total penjualan lebih dari 15 juta unit. Penggunaan kendaraan elektrifikasi Toyota setidaknya telah mengurangi produksi emisi CO2 sebanyak 125 juta ton atau setara dengan konsumsi 47 miliar liter bahan bakar.
Matsuda mengklaim saat ini Toyota memiliki jajaran lengkap kendaraan elektrifikas yang sudah dipasarkan secara global, mulai dari HybridElectricVehicle (HEV), Plug-in HybridElectricVehicle (PHEV), BatteryElectricVehicle (BEV), dan FuelCellElectricVehicle (FCEV).
Seluruh model itu, lanjut Matsuda, sangat mungkin dipasarkan di Indonesia. “Untuk Toyota Mirai yang bertenaga hidrogen, kami terus melakukan studi untuk pasar Indonesia. Tentunya akan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen,” ujar dia.
Toyota Prius PHEV di GIIAS 2018. Agustus 2018. TEMPO/Wawan Priyanto
Wakil Presiden Direktur PT TAM Henry Tanoto mengatakan bahwa Toyota Indonesia berkomitmen tinggi untuk menghadirkan teknologi elektrifikasi yang lengkap. Henry menyampaikan bahwa komitmen tersebut sejalan dengan keinginan pemerintah Indonesia untuk mengakselerasi kendaraan elektrifikasi berikut infrastrukturnya.
“Setelah sebelumnya kami menghadirkan HEV dan PHEV, TAM akan melengkapinya dengan menghadirkan teknologi BEV, sehingga masyarakat bisa memilih kendaraan elektrifikasi yang sesuai dengan kebutuhan mobilitas masing - masing,” kata Henry.
Untuk pasar Indonesia, Henry menambahkan, Toyota pertama kali menghadirkan kendaraan elektrifikasi pada 2009, melalui Toyota Prius HEV. Kemudian pada 2010, melalui brand Lexus sebagai merek kendaraan premium, Toyota memasarkan Lexus LS HEV untuk segmen high-end.
Sampai saat ini, tidak kurang 8 model kendaraan elektrifikasi sudah dipasarkan di Indonesia baik sedan, MPV maupun SUV. Dari tahun ke tahun penerimaannya juga makin baik. Hingga Oktober 2020, total penjualan elektrifikasi TAM sudah melebihi angka 3.300 unit.
2022 Produksi Mobil Elektrifikasi di Indonesia
Seiring dengan meningkatnya penjualan mobil elektrifikasi Toyota di Indonesia. Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azzam, menyampaikan bahwa TMMIN siap untuk memproduksi kendaraan elektrifikasi di Indoensia.
“Line produksi kami sudah ada. Tinggal meningkatkan agar sesuai untuk memproduksi kendaraan elektrifikasi HEV, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun lokal,” kata Bob.
Pekerja menyelesaikan pembuatan mobil di pabrik Karawang 1 PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Jawa Barat, 26 Januari 2016. Untuk The All New Fortuner sendiri, kandungan produk komponen lokalnya mencapai 75% dan Innova diproduksi dengan 80 persen komponen lokal. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Bob menjelaskan bahwa TMMIN akan fokus untuk produksi kendaraan dengan teknologi hybrid. Ia menilai potensi pasarnya, baik domestik maupun ekspor, sesuai dengan segmen market terbesar Toyota. “Sehingga, kalau bisa membentuk pasar domestik sekaligus ekspor, Toyota Indonesia bisa menjadi basis produksi,” ujarnya.
Bob juga menyampaikan bahwa Toyota Indonesia tidak tertutup kemungkinan untuk memproduksi kendaraan berteknologi elektrifikasi lainnya (PHEV maupun BEV).
“Kami tentunya akan mengembangkan diri, sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan permintaan market. Untuk produksi tahun 2022, kami sudah persiapkan dari sekarang dan tahun itu diharapkan sudah benar-benar produksi.