TEMPO.CO, Jakarta - Di Cina, semakin banyak pembeli mobil yang memilih mobil energi baru atau new energy vehicle (NEV) seperti mobil hybrid, listrik, dan hidrogen.
Perkembangan itu mencerminkan pesatnya industri NEV di negara itu. Terlepas dari dampak pandemi Covid-19, banyak produsen NEV di Cina mengalami peningkatan produksi dan penjualan mobil.
Produksi dan penjualan NEV di Cina telah menempati hampir setengah dari pasar global. Pada September 2020 saja, volume penjualan NEV meningkat 67,7 persen dibandingkan tahun lalu di Negeri Tirai Bambu itu.
Pada pertengahan November, harga saham NIO, produsen kendaraan energi baru, mendekati US$ 50 miliar dan nilai pasar sahamnya melebihi US$ 60 miliar. Angka ini melampaui perolehan banyak pabrikan mobil terkenal internasional.
Li Bin, pendiri NIO, mengatakan bahwa sejak didirikan Nio telah menginvestasikan sekitar 20 miliar yuan (3,05 miliar dolar AS) untuk penelitian dan pengembangan.
“Sekitar 20 miliar yuan dalam pembangunan sistem layanan pengguna dan pembangunan merek. Sekarang perusahaan menjual lebih dari 10.000 mobil setiap kuartal,” ujar dia, seperti dikutip China Daily pada Selasa, 24 November 2020.
Sejumlah perusahaan Internet berteknologi tinggi di Cina juga telah bergabung dengan industri otomotif untuk mempromosikan pengembangan terintegrasi NEV dan mobil cerdas.
Alibaba, raksasa teknologi Cina, dan pembuat mobil Cina SAIC Motor bersama-sama mengembangkan sistem operasi mobil cerdas Banma, yang dapat memberikan solusi mobil cerdas dan terhubung untuk seluruh industri otomotif.
"Kami sangat yakin dengan masa depan NEV,” kata Li.
Chairman State Development & Investment Corp Ltd, Gao Guohua, menjelaskan merek dalam negeri memiliki kemampuan bersaing dengan merek asing, yang sulit terjadi di masa lalu.
Salah satu pemilik mobil energi baru, Huang Zhi, menyatakan terpesona dengan pengalaman berkendara yang menyenangkan. Pria ini tinggal di Kota Chongqing, Cina Barat Daya. Dia baru saja membeli mobil Nio.
CHINA DAILY