TEMPO.CO, Jakarta - Bos Tesla, Elon Musk dikabarkan tertarik untuk membuka cabang kenderaan listrik di beberapa negara, termasuk Rusia.
Menurutnya, Rusia bisa menjadi negara Eropa kedua untuk mendirikan Gigafactory (pabrik kendaraan listrik milik Tesla).
Terlepas dari itu, Tesla saat ini baru memiliki satu Gigafactory di luar Amerika Serikat. Fasilitas produksi Tesla itu hadir di Shanghai, Cina.
Produsen kendaraan listrik ternama dunia itu juga telah memulai Gigafctory pertama di Eropa. Berlin, Jerman, menjadi tempat pertama yang mereka jajal di Benua Biru.
Tak hanya Rusia, Elon Musk juga mengatakan bahwa dirinya bakal memperluas bisnis otomotifnya di Kazakhstan dan negara-negara CIS.
"Saya pikir kami (Tesla) akan segera hadir di Rusia. Saya pikir itu akan luar biasa. Kami juga perlu melihat lebih luas di Kazakhstan dan negara-negara CIS lainnya. Ini penting bagi kami," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Elon Musk meminta Amerika Serikat dan pemerintah Rusia untuk mengadakan pembicaraan setelah hubungan kedua negara itu bersitegang pasca Perang Dingin.
"Ada banyak bakat dan energi di Rusia dan saya pikir harus ada lebih banyak dialog dan komunikasi antara Rusia dan Amerika Serikat," tambah Elon Musk.
Selain negara-negara Eropa, Tesla juga berencana untuk membuka cabang di beberapa negara Asia, di luar Cina. Mereka juga dikabarkan bakal memulai penjualan mobil listrik di India.
Baca: Ford Luncurkan Mobil Pikap Listrik Saingan Tesla, Elon Musk Beri Selamat
HINDUSTAN TIMES