TEMPO.CO, Bengaluru - Tata Motors Ltd India mengumumkan kerugian untuk kuartal Juni yang dipicu sejumlah faktor, Senin, 26 Juli 2021. Faktor itu antara lain kekurangan chip semikonduktor global, ketidakpastian karena penyebaran varian virus corona, dan inflasi komoditas berdampak pada bisnis dalam waktu dekat.
Produsen mobil global telah memperingatkan gangguan produksi yang berkepanjangan karena krisis pasokan chip, dan Tata Motors mengatakan pihaknya memperkirakan kekurangan pada kuartal kedua akan lebih besar daripada yang pertama.
Jaguar Land Rover (JLR) memperkirakan krisis tersebut dapat mengakibatkan volume grosir di JLR sekitar 50 persen lebih rendah dari yang direncanakan.
"Kami berharap kinerja meningkat secara progresif dari paruh kedua karena rantai pasokan dan situasi pandemi membaik," kata Tata Motors seperti dikutip dari Reuters, Senin.
Namun, pendapatan melonjak 108 persen menjadi 655,35 miliar rupee pada kuartal pertama, karena pandemi - yang melanda penjualan di seluruh bisnis pembuat mobil mewah setahun sebelumnya - juga telah memicu permintaan yang kuat untuk kendaraan pribadi.
Penjualan ritel keseluruhan di JLR, yang menyumbang sebagian besar pendapatan Tata Motors, naik 68,1 persen dari tahun sebelumnya.
Untuk kuartal yang berakhir pada 30 Juni, Tata Motors mencatat kerugian bersih konsolidasi sebesar 44,51 miliar rupee (setara Rp 8,6 triliun), dibandingkan dengan kerugian 84,38 miliar rupee pada tahun sebelumnya.
REUTERS
Baca juga: Tata Motors Luncurkan SUV Mewah Gravitas, Lihat Harganya