TEMPO.CO, Jakarta - Pasar mobil bekas Tanah Air diprediksi mengalami peningkatan di tahun ini. Meskipun saat ini pandemi Covid-19 kembali meningkat, namun hal tersebut dianggap bukan menjadi halangan bagi penjualan mobil bekas di Indonesia.
"Kasus Covid-19 betul naik, tapi kayanya masyarakat sudah tidak takut lagi. Nyatanya masih banyak yang seliweran karena beranggapan setelah vaksin 1 dan 2, mereka sudah aman," kata Rusman Dwi Ratno dari showroom Sukses MOBILINDO kepada Tempo hari ini, Rabu, 16 Februari 2022.
Menurut Rusman, sejak awal 2022, penjualan mobil bekas sudah mengalami peningkatan sekitar 30 hingga 40 persen. Tren kenaikan ini diperkirakan akan terus berlanjut menjelang bulan puasa dan Lebaran pada Mei mendatang.
"Setiap bulannya sekarang bisa 10 sampai 15 unit terjual. Lebaran itu akan mengalami peningkatan, itu sudah umum dari dulu," jelasnya.
Rusman mengungkapkan bahwa model-model mobil yang paling laris saat ini masih didominasi segmen Low Cost Green Car (LCGC). Selain itu, lanjut dia, mobil keluaran tahun 2008 ke atas juga semakin banyak dicari konsumen.
Terlepas dari itu, Rusman juga berbicara soal pengaruh aturan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atau diskon PPnBM terhadap penjualan mobil bekas. Ia berpendapat bahwa kebijakan tersebut tidak memengaruhi pasar kenderaan second ini.
"Itu selera konsumen. Rata-rata masyarakat ambil kredit mobil bekas mungkin angsurannya lebih murah ketimbang mobil baru meskipun sudah dapat subsidi pemerintah. Jadi mobil bekas pun tidak kalah sama mobil baru," kata Rusman.
Hal itu juga dibenarkan secara langsung oleh Tony, pemilik showroom mobil bekas Tony Mobil, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Karena menurutnya, diskon PPnBM yang sudah diterapkan pada 2020 itu tak memberikan dampak bagi penjualan mobil bekas.
Baca: Marc Marquez Merasakan Sakit di Tes Pramusim MotoGP Mandalika
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.