TEMPO.CO, Jakarta - Pertamina melalui PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) kembali menaikkan harga tiga bahan bakar khusus (BBK) atau BBM non subsidi, yaitu Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite.
Sebelumnya pada Februari 2022, Pertamina telah menaikkan ketiga BBM non Subsidi. Lalu per 3 Maret kemarin, Pertamina kembali menaikkan harga tersebut sebagai bentuk penyesuaian harga minyak dunia yang mengalami lonjakan imbas konflik Rusia dan Ukraina.
"Kenaikan ini mengkuti harga market global dan sesuai ketentuan Kementerian ESDM. Harga ini akan kami review setiap 2 minggu," kata Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero) Irto Ginting saat dihubungi Tempo hari ini, Jumat, 4 Maret 2022.
Bulan lalu, harga Pertamax Turbo (RON 98) naik dari semula Rp 12.000 menjadi Rp 13.500 per liter. Kemudian Pertamina Dex (CN 53) dari Rp 11.050 menjadi Rp 13.200 per liter, serta Dexlite (CN 51) naik harga dari Rp 9.500 menjadi 12.150 per liter.
Kemudian di awal bulan ini, Pertamax Turbo (RON 98) naik dari semula Rp 13.500 menjadi Rp 14.500 per liter. Kemudian Pertamina Dex (CN 53) dari Rp 13.200 menjadi Rp 13.700 per liter, serta Dexlite (CN 51) naik harga dari Rp 12.150 menjadi 12.950 per liter.
Kenaikan harga tersebut berlaku di beberapa daerah seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Bali, NTT, hingga NTB. Sementara di daerah lain menyesuaikan dengan harga di masing-masing daerah.
Penyesuaian harga ini dilakukan hanya untuk ketiga produk BBM non subsidi tersebut, sementara untuk Pertamax dan Pertalite dipastikan tidak mengalami kenaikkan.
Sebagai informasi, harga minyak dunia memang tengah mengalami lonjakan dalam beberapa hari terakhir. Dikutip dari Antara, harga minyak mentah berjangka Brent turun US$ 2,47 atau 2,2 persen, yang kini harganya mencapai US$ 110,46 per barel.
Kemudian harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat juga turn US$ 2,93 atau 2,6 persen, yang kini harganya menjadi US$ 107,67 per barel.
Lonjakan harga minyak dunia yang mencapai level US$ 100 per barel ini disebut sebagai imbas dari perang Rusia dan Ukraina. Konflik kedua negara ini meningkatkan kekhawatiran pasar yang bisa menghambat pasokan minyak dunia, terlebih Rusia merupakan salah satu negara penghasil minyak terbesar di dunia.
Baca juga: Harga Pertamax Turbo Hingga Dexlite Naik, Segini Harga Per Liter
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.